Beberapa jenis aritmia bisa mengancam nyawa karena membuat jantung berdetak cepat, kejang, lalu berhenti memompa darah dan memicu serangan jantung mendadak.
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Akibat serangan jantung parah, penderita bisa mengalami gagal jantung. Kondisi ini terjadi saat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh.
Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung bisa merusak sebagian jantung, umumnya bagian jantung ventrikel kiri yang terimbas.
Gejala gagal jantung di antaranya:
Gagal jantung dapat diatasi dengan kombinasi beberapa jenis obat. Di beberapa kasus, gagal jantung membutuhkan operasi.
Baca juga: 12 Penyebab Serangan Jantung
Syok kardiogenik mirip dengan gagal jantung tapi lebih serius. Kondisi ini bisa terjadi akibat serangan jantung merusak banyak otot jantung.
Penderita syok kardiogenik bisa mengalami:
Syok kardiogenik perlu segera diatasi dengan pemberian obat khusus untuk meningkatkan tekanan daran dan sirkulasi darah.
Setelah syok kardiogenik stabil, penderita biasanya membutuhkan operasi untuk mengembalikan fungsi jantung agar bisa bekerja dengan normal.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Ruptur jantung adalah komplikasi serangan jantung yang sangat serius tapi relatif jarang terjadi.
Kondisi ini bisa terjadi saat kerusakan otot jantung parah akibat serangan jantung membuat otot, dinding, sampai katup jantung pecah.
Ruptur jantung umumnya tidak terjadi seketika setelah serangan jantung, namun selang satu sampai lima hari.
Gejala ruptur jantung tidak jauh berbeda dari syok kardiogenik, namun tingkat fatalnya jauh lebih tinggi.
Sekitar separuh penderita ruptur jantung bisa meninggal dunia setelah ruptur jantung. Diperlukan operasi untuk mencegah dampak fatal akibat komplikasi serangan jantung ini.
Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Jantung Sesuai Jenisnya