KOMPAS.com - Serangan jantung adalah kondisi saat pasokan aliran darah pembawa oksigen ke jantung terhambat atau terputus.
Penyebab serangan jantung utamanya karena pembuluh darah mengalami penyempitan akibat penumpukan lemak, kolesterol, atau zat lain yang disebut plak.
Saat plak di dalam pembuluh darah arteri jantung pecah, daerah sekitar plak terbentuk darah beku.
Darah beku ini menghalangi aliran darah melewati pembuluh darah yang mengarah ke jantung. Akibatnya, otot jantung kekurangan nutrisi dan oksigen.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Serangan Jantung Sesuai Usia
Menurut laman resmi American Heart Association, kurangnya nutrisi dan oksigen ke otot jantung bisa merusak organ jantung dan menimbulkan gejala serangan jantung atau infark miokard.
Ketika terjadi serangan jantung, tingkat keparahan cedera akibat kerusakan otot jantung sangat tergantung pada area terdampak pembuluh darah yang tersumbat, waktu cedera, dan penanganan.
Otot jantung yang rusak akibat serangan jantung bisa sembuh, namun memiliki jaringan parut di sekitarnya.
Tumbuhnya jaringan parut ini membuat kemampuan kontraksi atau memompa darah otot jantung menurun.
Baca juga: 4 Gejala Serangan Jantung yang Diam-diam Berdampak Fatal
Kabar baiknya, setelah mendapatkan perawatan medis yang tepat penderita kondisi otot jantung setelah serangan jantung bisa pulih selama beberapa minggu.
Setelah pulih dari serangan jantung, penderita perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan minum obat khusus untuk mencegah serangan jantung.
Hal yang perlu diperhatikan, serangan jantung yang tidak segera ditangani dan parah bisa berdampak fatal karena memicu beragam komplikasi.
Baca juga: 3 Gejala Serangan Jantung Pada Wanita, Tak Hanya Sakit Dada
Berikut beberapa potensi akibat serangan jantung parah yang pantang diabaikan karena bisa berdampak fatal:
Kondisi ini bisa terjadi karena serangan jantung merusak otot jantung. Kerusakan tersebut bisa menganggu sinyal kelistrikan jantung.
Gejala aritmia bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Pada aritmia takikardia penderita merasakan tanda-tanda:
Beberapa jenis aritmia bisa mengancam nyawa karena membuat jantung berdetak cepat, kejang, lalu berhenti memompa darah dan memicu serangan jantung mendadak.
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Akibat serangan jantung parah, penderita bisa mengalami gagal jantung. Kondisi ini terjadi saat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh.
Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung bisa merusak sebagian jantung, umumnya bagian jantung ventrikel kiri yang terimbas.
Gejala gagal jantung di antaranya:
Gagal jantung dapat diatasi dengan kombinasi beberapa jenis obat. Di beberapa kasus, gagal jantung membutuhkan operasi.
Baca juga: 12 Penyebab Serangan Jantung
Penderita syok kardiogenik bisa mengalami:
Syok kardiogenik perlu segera diatasi dengan pemberian obat khusus untuk meningkatkan tekanan daran dan sirkulasi darah.
Setelah syok kardiogenik stabil, penderita biasanya membutuhkan operasi untuk mengembalikan fungsi jantung agar bisa bekerja dengan normal.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Ruptur jantung adalah komplikasi serangan jantung yang sangat serius tapi relatif jarang terjadi.
Kondisi ini bisa terjadi saat kerusakan otot jantung parah akibat serangan jantung membuat otot, dinding, sampai katup jantung pecah.
Ruptur jantung umumnya tidak terjadi seketika setelah serangan jantung, namun selang satu sampai lima hari.
Gejala ruptur jantung tidak jauh berbeda dari syok kardiogenik, namun tingkat fatalnya jauh lebih tinggi.
Sekitar separuh penderita ruptur jantung bisa meninggal dunia setelah ruptur jantung. Diperlukan operasi untuk mencegah dampak fatal akibat komplikasi serangan jantung ini.
Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Jantung Sesuai Jenisnya
Akibat serangan jantung, penderita bisa mengalami gangguan suasana hati, cemas, sampai depresi.
Setelah melewati fase kritis penyakitnya, penderita bisa merasa beruntung, tapi di sisi lain juga khawatir.
Banyak di antara penyintas serangan jantung yang merasa hidupnya tidak tenang karena dibayang-bayanyi ancaman gangguan kesehatan di masa depan.
Penderita juga bisa kurang percaya diri, malu, sampai frustasi karena kehidupannya setelah serangan jantung berubah.
Selain itu, tak jarang penderita merasa bersalah karena mengingat kebiasaan buruk yang jadi penyebab serangan jantung.
Untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan mental akibat serangan jantung, ada baiknya penderita berkonsultasi ke dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.