KOMPAS.com – Banyak dari Anda mungkin sudah sering mendengar pernyataan bahwa makanan manis dapat menyebabkan gigi berlubang.
Misalnya saja, saat masih kecil, Anda mungkin kerap mendapat perintah dari orangtua untuk tidak makan permen, gulali, atau cokelat manis karena bisa merusak gigi.
Lantas, benarkah anggapapan tersebut?
Baca juga: 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes
Sebenarnya gula atau makanan manis bukanlah biang keladi penyebab gigi berlubang.
Lebih tepatnya, kerusakan gigi dapat terjadi akibat rangkaian peristiwa yang terjadi sesudah konsumsi gula atau makanan manis itu.
Adalah bakteri yang hidup di dalam mulut yang menjadi penyebab gigi berlubang.
Hanya, di dalam mulut, gula bisa menjadi magnet bagi bakteri jahat.
Melansir Health Line, dua bakteri perusak yang bisa ditemukan di mulut adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sorbrinus.
Kedua bakteri ini memakan gula yang kita makan dan kemudian membentuk plak gigi.
Plak gigi merupakan lapisan lengket dan tidak berwarna yang terbentuk di permukaan gigi.
Jika plak tidak hilang dengan air liur atau disikat, lingkungan di mulut menjadi lebih asam dan gigi berlubang bisa mulai terbentuk.
Ketika pH plak turun di bawah normal atau kurang dari 5,5, keasaman mulai melarutkan mineral dan menghancurkan email gigi.
Dalam prosesnya, lubang kecil atau erosi akan terbentuk.
Seiring waktu, lubang tersebut bisa terus menjadi lebih besar hingga dapat terlihat dengan jelas.
Baca juga: Tak Bisa Asal Manis, Berapa Idealnya Batas Konsumsi Gula Per Hari?
Ada banyak jenis bakteri dapat hidup di dalam mulut.
Beberapa bakteri ini bisa bermanfaat bagi kesehatan gigi, tetapi yang lainnya dapat berbahaya.
Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa sekelompok bakteri berbahaya tertentu dapat menghasilkan asam di mulut setiap kali kuman ini bertemu dan mencerna gula.
Asam ini lantas dapat menghilangkan mineral dari enamel gigi, yang merupakan lapisan luar gigi yang mengkilap dan melindungi. Proses ini disebut demineralisasi.
Kabar baiknya adalah air liur pada dasarnya dapat membantu membalikkan kerusakan ini secara konstan dalam proses alami yang disebut remineralisasi.
Baca juga: 6 Bahaya Karang Gigi Jika Dibiarkan Menumpuk
Mineral dalam air liur, seperti kalsium dan fosfat, selain fluorida dari pasta gigi dan air, bisa membantu enamel memperbaiki dirinya sendiri dengan mengganti mineral yang hilang selama "serangan asam".
Mineral itu bisa membantu memperkuat gigi.
Namun, siklus serangan asam yang berulang bisa menyebabkan hilangnya mineral di email.
Seiring waktu, hal itu dapat melemahkan dan menghancurkan enamel, kemudian membentuk rongga.
Sederhananya, rongga adalah lubang pada gigi yang disebabkan oleh kerusakan gigi. Ini adalah hasil dari bakteri berbahaya yang mencerna gula dalam makanan dan menghasilkan asam.
Jika tidak ditangani, rongga dapat menyebar ke lapisan gigi yang lebih dalam, menyebabkan nyeri dan kemungkinan gigi tanggal.
Tanda-tanda kerusakan gigi antara lain meliputi:
Baca juga: Cara Menghilangkan Karang Gigi, Bisakah Dilakukan Sendiri?
Konsumsi gula atau makanan manis rasanya sulit terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gula sendiri merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh.
Lalu, bagaimana cara mencegah gigi berlubang akibat konsumsi gula?
Melansir Mayo Clinic, gigi berlubang atau kerusakan gigi secara umum dapat terhindarkan dengan menjaga kebersihan mulut dan gigi yang baik.
Berikut beberapa cara yang bisa dipraktikan untuk membantu mencegah gigi berlubang:
1. Sikat gigi minumal 2 kali sehari
Sikat gigi Anda setidaknya dua kali sehari dan idealnya setelah makan, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini Pentingnya Merawat Gigi Susu pada Anak
Ini penting untuk menghindarkan adanya sisa makanan menempel di gigi yang bisa dijadikan sumber makanan bakteri perusak.
Untuk membersihkan sela gigi, bersihkan dengan benang atau gunakan pembersih interdental.
2. Kunjungi dokter gigi secara teratur
Dapatkan pembersihan gigi profesional dan pemeriksaan mulut secara teratur, yang dapat membantu mencegah masalah atau menemukannya lebih awal.
Dokter gigi dapat merekomendasikan jadwal yang terbaik untuk Anda.
3. Pertimbangkan dental sealant
Sealant adalah lapisan plastik pelindung yang diaplikasikan pada permukaan kunyah gigi belakang. Lapisan ini dapat menutup alur dan celah yang cenderung mengumpulkan makanan, melindungi enamel gigi dari plak dan asam.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan sealant untuk semua anak usia sekolah.
Sealant dapat bertahan selama beberapa tahun sebelum perlu diganti, tetapi perlu diperiksa secara teratur.
Baca juga: 4 Tanda Kesalahan Cara Menyikat Gigi
4. Berkumur habis makan manis
Setelah makan makanan yang manis, sebaiknya jangan sampai ketinggalan untuk berkumur dengan air putih atau dengan mouthwash yang mengandung fluoride.
Jangan pilih mouthwash yang mengandung alkohol karena malah dapat mengiritasi di dalam mulut.
5. Hindari sering ngemil apalagi makanan manis
Setiap kali Anda makan atau minum minuman selain air, Anda membantu bakteri mulut membuat asam yang dapat merusak enamel gigi.
Jika Anda ngemil atau minum sepanjang hari, gigi Anda selalu diserang.
6. Lebih baik makan makanan yang menyehatkan gigi
Beberapa makanan dan minuman lebih baik untuk gigi Anda daripada yang lain.
Hindari makanan yang mudah tersangkut di lekukan dan lubang gigi dalam waktu lama, atau sikat segera setelah memakannya.
Namun, makanan seperti buah dan sayuran segar meningkatkan aliran air liur.
Sementara, kopi tanpa pemanis, teh, dan permen karet bebas gula bisa membantu membersihkan partikel makanan.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.