KOMPAS.com - Pernahkah Anda menyadari detak jantung Anda tiba-tiba terasa lebih cepat seusai melakukan olahraga seperti lari?
Ya, biasanya detak jantung akan menjadi lebih kencang ketika Anda melakukan olahraga atau terkejut dibanding saat bersantai.
Mengukur detak jantung merupakan salah satu cara untuk mengecek kesehatan jantung.
Baca juga: Detak Jantung Normal Per Menit sesuai Usia
Jantung sendiri merupakan organ vital yang bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini membuat peredaran darah yang kaya oksigen dapat mencapai seluruh sel-sel dalam tubuh Anda.
Detak jantung atau yang sering disebut juga sebagai denyut nadi adalah berapa kali jantung Anda berdetak per menit.
Detak jantung atau denyut nadi yang normal berkisar antara 60 hingga 100 detak per menit (BPM). Namun, banyaknya denyut nadi normal juga bisa dikategorikan berdasarkan usia, yaitu:
Menghitung denyut jantung adalah hal yang mudah, dan Anda dapat menggunakan angka Anda sebagai panduan seberapa keras Anda harus berolahraga untuk ke depannya.
Untuk menghitung denyut jantung, Anda hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan sebuah stopwatch. Tapi, penting untuk memilih waktu kapan untuk menghitungnya.
Baca juga: 9 Gejala Detak Jantung Lemah yang Perlu Diwaspadai
Anda akan mendapatkan pembacaan yang paling akurat dari irama denyut jantung Anda begitu Anda bangun pagi.
Anda dapat menghitung denyut nadi Anda tiga kali, kemudian mengambil rata-rata dari ketiganya untuk benar-benar yakin.
Denyut nadi Anda bisa melonjak tinggi maupun rendah dari batas seharusnya. Selain usia, perubahan detak jantung ini juga dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya:
Aktivitas fisik
Ketika Anda sedang melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga, denyut jantung yang awalnya normal bisa meningkat.
Hal ini dikarenakan tubuh Anda membutuhkan lebih banyak oksigen untuk menghasilkan energi sehingga jantung harus memompa darah kaya yang oksigen ke seluruh tubuh lebih cepat.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Detak Jantung Cepat
Dilansir dari American Heart Association, selama Anda melakukan aktivitas intensitas sedang biasanya target detak jantung Anda sekitar 50-70 persen dari detak jantung maksimum.
Sementara jika Anda melakukan aktivitas intensitas tinggi, target detak jantung Anda sekitar 70-85 persen dari detak jantung maksimum.
Sebagai contoh, Anda berusia 20 tahun memiliki batas maksimal denyut nadi sebesar 200 BPM, dan sedang melakukan olahraga intensitas tinggi.
Jadi, batas maksimal 200 BPM x 70 atau 80 persen, sehingga detak jantung Anda pada saat itu sekitar 140-160 detak jantung per menit. Denyut jantung ini tentu berbeda besarannya ketika Anda sedang beristirahat.
Suhu udara
Detak jantung normal juga bisa berubah bergantung dengan suhu udara di sekitar Anda. Jika suhu ruangan tinggi, denyut jantung akan meningkat.
Ini terjadi karena udara yang panas memicu jantung untuk memompa darah lebih banyak. Biasanya, denyut jantung akan meningkat sekitar 5-10 detak tambahan per menit.
Posisi tubuh
Saat tubuh Anda duduk atau berdiri, denyut nadi tidak akan berbeda. Namun, setelah Anda berdiri selama 15-20 detik pertama, denyut nadi akan sedikit naik. Setelah beberapa menit, denyut nadi yang naik akan kembali ke angka semula.
Emosi
Stres ternyata juga bisa mengubah detak jantung normal Anda. Selain itu, berbagai emosi lain, seperti cemas, marah, sedih, dan bahagia juga bisa mengubah total denyut jantung Anda per menit.
Baca juga: Detak Jantung Normal Manusia dan Cara Menghitungnya
Bertubuh gemuk
Orang yang memiliki tubuh gemuk, biasanya memiliki denyut nadi istirahat yang lebih tinggi dari biasanya. Akan tetapi, tidak lebih dari 100 detak per menit.
Penggunaan obat-obatan tertentu
Obat juga bisa memengaruhi detak jantung normal. Contoh obat-obatan tersebut adalah obat untuk mengobati masalah tiroid, obat beta blocker, obat flu, obat penyakit jantung, obat asma, dan obat penghambat kalsium.
Masalah kesehatan tertentu
Detak jantung normal juga bisa terganggu akibat adanya masalah kesehatan. Paling sering, kondisi ini menyerang orang dengan penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia).
Baik itu detak jantung jadi lebih lemah di bawah 60 BPM (bradikardia) atau lebih cepat di atas 100 BPM (takikardi) merupakan gangguan yang perlu diwaspadai. Selain itu, orang dengan penyakit diabetes dan kadar kolesterol tinggi.
Saat bradikardia terjadi, biasanya Anda akan mengalami pusing, nyeri dada, napas menjadi pendek, tubuh lemas, dan perasaan ingin pingsan.
Sementara ketika takikardia terjadi, Anda akan mengalami napas pendek, detak jantung kencang disertai nyeri di dada, dan perasaan ingin pingsan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera pergi ke dokter atau minta pertolongan dokter.
Pasalnya, gejala tersebut menunjukkan tanda-tanda darurat yang mengancam jiwa, sehingga butuh perawatan segera.
Baca juga: Gejala Jantung Bengkak dan Penyebabnya
Artikel ini telah tayang di hellosehat.com dengan judul "Apakah Detak Jantung Anda Normal? Begini Cara Menghitungnya"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.