Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prokrastinasi atau Menunda Pekerjaan Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan

Kompas.com - 20/12/2020, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah disibukan oleh pekerjaan atau aktivitas lain hingga menunda-nunda bahkan melupakan tugas utama?

Jika itu pernah terjadi, bisa dibilang Anda sedang mengalami prokrastinasi.

Prokrastinasi berbeda dengan kemalasan. Orang yang melakukan prokrastinasi biasanya memilih untuk mengerjakan tugas lain yang tidak perlu.

Misalnya, jika kita memiliki tugas kantor yang tenggat waktunya sudah dekat, kita justru lebih memilih bersih-bersih rumah atau melakukan pekerjaan lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas utama yang mesti kita lakukan.

Sedangkan pemalas, biasanya memilih mengabaikan tugas utamanya tanpa melakukan hal lain.

Seseorang melakukan prokrastinasi karena ingin menghindari konflik dan tidak memiliki tujuan yang jelas.

Baca juga: Meditasi Ampuh Redakan Sakit dan Nyeri, Begini Cara Melakukannya

Mengapa orang melakukan prokrastinasi?

Menurut konselor kesehatan mental dari New York, Shefali Raina, prokrastinasi berkaitandengan sistem otak manusia yang menangani emosi dan ingatan.

"Salah satu bagian otak, yang disebut amigdala, pada orang yang suka menunda-nunda biasanya lebih besar dan terlalu aktif," ucap Raina.

Amigdala yang terlalu aktif bisa memicu kecemasan akan konsekuensi negatif dari suatu tindakan.

"Cara tercepat untuk mengatasi kecemasan itu adalah dengan menunda tindakan atau tugas yang memicu kecemasan itu," tmabahnya.

Dengan kata lain, seseorang cenderung menghindari tugas yang memicu stres untuk meningkatkan suasana hati dengan cepat.

Efek prokrastinasi

Kabar buruknya,prokrastinasi takhanya membuat tugas terasa lebih berat. Riset yang dilakukan psikolog dari Bishop's University, Kanada, Fuschia Sirois, membuktikan, prokrastinasi juga meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

Dari riset yang dilakukan Sirois, menunda-nunda tugas penting bisa menyebabkan stres.

Hal inilah yang berpotensi meningkatkan risiko kita mengalami hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

Penelitian sebelumnya juga membuktikan, terlalu sering melakukan prokrastinasi bisa memicu masalah kesehatan terkait stres, seperti sakit kepala, masalah pencernaan, pilek,flu, dan insomnia.

Baca juga: Yang harus Dilakukan Orangtua saat Anak Diare

Bagaimana cara mengatasinya?

Menurut laman Very Well Mind, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikan prokrastinasi. Berikut cara tersebut:

1. Lakukan di pagi hari

Mengerjakan tugas utama ti pagiharu akan membuat kita lebih konsisten dan fokus dalam mengerjakannya.

2. Lakukan lebih sering

Jika Anda merasa kesulitan dengan tugas yang menurut Anda harus Anda lakukan sekali seminggu, atau dua kali seminggu, cobalah melakukannya setiap hari.

Dengan begitu, kita akan merasa akan ada yang kurang saat tidak melakukannya sehingga prokrastinasi bisa diminimalisir.

3. Buat daftar tugas

Menuliskan tugas apa saja yang harus dikerjakan akan membuat kita lebih sulit mengabaikannya.

Bahkan, kita juga bisa meminta orang lain untuk mengingatkan kita mengerjakan tugas tersebut.

4. Buat tugas menjadi lebih spesifik

Biasanya, orang melakukan prokrastinasi karena takut menghadapi tugas yang sulit.

Setelah itu, berikan tenggat waktu untuk menyelesaikan setiap spesifikasi tugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com