KOMPAS.com - Diet keto menjadi populer sebagai cara ampuh untuk menurunkan berat badan.
Orang yang menjalani diet keto harus menjauhi makanan tinggi karbohidrat.
Mereka hanya boleh mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti ikan, telur, produk susu, daging, mentega, minyak, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran rendah karbohidrat.
Menurut ahli diet Mary Condon, diet keto memang ampuh untuk menurunkan berat badan dan kadar gula darah. Sayangnya, tidak semua orang cocok dengan jenis diet ini.
"Seringkali, orang yang berhenti melakukan diet ini bisa kembali mengalami kenaikan berat badan," ucap Condon.
Baca juga: Yang harus Dilakukan Orangtua saat Anak Diare
Selain itu, diet keto juga berpotensi memicu bahaya kesehatan berikut:
Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti telur, daging, dan produk susu. Hal ini bisa memicu risiko batu ginjal.
Asupan lemak hewani yang tinggi bisa menyebabkan darah dan urin menjadi lebih asam, yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto mengurangi jumlah sitrat yang dilepaskan dalam urin.
Padahal, sitrat dapat mengikat kalsium dan mencegah pembentukan batu ginjal.
Karena asupan karbohidrat terbatas, sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
Makanan mengandung berkarbohidrat biasanya kaya serat, contohnya sayuran mengandung zat tepung, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk menghindari makanan tersebut.
Akibatnya, diet keto bisa memicu ketidaknyamanan pencernaan dan sembelit.
Riset juga membuktikan diet keto bisa memicu kemungkinan sembelit. Pasalnya, kurang asupan serat, seperti yang banyak terjadi pada pelaku diet keto, bisa berdampak negatif pada bakter usus.