Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2020, 20:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak fungsi sel normal dan meningkatkan peradangan, yang meningkatkan resistensi insulin, melanjutkan siklus destruktif ini.

Baca juga: 18 Makanan untuk Melawan Kecanduan Gula

Meskipun sel menjadi kebal terhadap efek insulin pada pengambilan gula darah, sel-sel tersebut tetap responsif terhadap peran hormon dalam penyimpanan lemak, yang berarti bahwa penyimpanan lemak meningkat.

Fenomena ini dikenal sebagai resistensi insulin selektif. Inilah sebabnya mengapa resistensi insulin dan gula darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya di area perut.

Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dan resistensi insulin dapat mengganggu leptin, hormon yang berperan besar dalam regulasi energi, termasuk asupan dan pembakaran kalori serta penyimpanan lemak.

Leptin mengurangi rasa lapar dan membantu mengurangi asupan makanan.

Demikian pula, diet tinggi gula dikaitkan dengan resistensi leptin, yang meningkatkan nafsu makan dan berkontribusi pada penambahan berat badan dan kelebihan lemak tubuh.

Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan

3. Makanan tinggi gula tambahan cenderung kurang mengenyangkan

Makanan dan minuman yang dikemas dengan gula tambahan, seperti kue, biskuit, es krim, permen, dan soda cenderung rendah atau sama sekali kurang protein, nutrisi penting untuk mengontrol gula darah yang meningkatkan perasaan kenyang.

Padahal, protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan. Ini karena protein dapat memperlambat pencernaan, menjaga kadar gula darah stabil, dan mengatur hormon kelaparan.

Misalnya, protein membantu mengurangi kadar ghrelin, hormon yang mendorong nafsu makan dan meningkatkan asupan kalori.

Sebaliknya, mengasup protein dapat merangsang produksi peptida YY (PYY) dan glukagon-like peptide 1 (GLP-1), hormon yang berhubungan dengan perasaan kenyang yang membantu mengurangi asupan makanan.

Oleh sebab itu, makan makanan yang kaya karbohidrat, terutama karbohidrat olahan yang tinggi gula tambahan tapi rendah protein, dapat berdampak negatif pada rasa kenyang dan dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan menyebabkan Anda makan lebih banyak pada makanan berikutnya sepanjang hari.

Menuru sebuah studi dalam The Journal of Nutrition, Health & Aging pada 2017, makanan tinggi gula juga cenderung rendah serat, nutrisi yang dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi nafsu makan, meski tidak sebanyak protein.

Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi

4. Menggantikan makanan sehat

Jika sebagian besar diet Anda berkisar pada makanan tinggi gula tambahan, kemungkinan Anda kehilangan nutrisi penting.

Protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral adalah semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi secara optimal dan tetap sehat. Zat gizi ini biasanya tidak tersedia di makanan yang bergula.

Selain itu, makanan dan minuman olahan yang tinggi gula tambahan tidak memiliki senyawa bermanfaat seperti antioksidan yang terkonsentrasi dalam makanan seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, kuning telur, dan sayuran serta buah-buahan berwarna cerah.

Antioksidan dapat membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul yang sangat reaktif yang disebut radikal bebas.

Sementara, stres oksidatif atau ketidakseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kronis, seperti penyakit jantung dan kanker tertentu.

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes

Maka tidak mengherankan, diet tinggi gula tambahan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis yang sama yang terkait dengan stres oksidatif, serta risiko obesitas dan penambahan berat badan.

Dengan demikian, menggantikan makanan sehat dengan makanan tinggi gula dapat menyebabkan penambahan berat badan dan meningkatkan risiko kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung.

5. Dapat menyebabkan makan berlebihan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau