Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2020, 20:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Makan terlalu banyak gula tambahanmm terutama makanan yang kaya jenis gula yang disebut fruktosa dapat secara signifikan meningkatkan kadar hormon ghrelin yang meningkatkan rasa lapar sambil menurunkan kadar hormon peptida YY (PYY) penekan nafsu makan.

Fruktosa juga dapat meningkatkan nafsu makan dengan memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus.

Hipotalamus bertanggung jawab atas banyak fungsi, termasuk pengaturan nafsu makan, kalori yang terbakar, serta metabolisme karbohidrat dan lemak.

Penelitian pada hewan menunjukkan, bahwa fruktosa dapat memengaruhi sistem pensinyalan di hipotalamus, yakni meningkatkan kadar neuropeptida yang merangsang rasa lapar.

Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada 2017.

Baca juga: 11 Cara Mencegah Gula Darah Melonjak Demi Kesehatan

Terlebih lagi, tubuh Anda cenderung menginginkan rasa manis.

Sebuah studi menunjukkan bahwa makanan dengan rasa manis dapat mengaktifkan bagian tertentu dari otak yang bertanggung jawab untuk kesenangan dan penghargaan, yang dapat meningkatkan keinginan untuk makanan manis.

Selain itu, gula dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makanan yang sangat enak dan kaya kalori.

Dengan demikian, dampak gula pada hormon dan aktivitas otak dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makanan yang rasanya manis dan dapat mendorong makan berlebihan yang keduanya dapat menyebabkan penambahan berat badan.

6. Terkait dengan obesitas dan penyakit kronis

Sejumlah penelitian telah mengaitkan asupan gula tambahan yang tinggi dengan penambahan berat badan dan kondisi kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

Baca juga: 3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya

Efek ini telah terlihat baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Sebuah tinjauan baru-baru ini terhadap 30 penelitian di lebih dari 242.000 orang dewasa dan anak-anak menemukan hubungan yang signifikan antara minuman yang dimaniskan dengan gula dan obesitas.

Studi yang tak terhitung jumlahnya menghubungkan makanan dan minuman manis dengan penambahan berat badan di populasi yang berbeda, termasuk wanita hamil dan remaja.

Studi lain pada 6.929 anak-anak menunjukkan bahwa mereka yang berusia antara 6 dan 10 tahun yang mengonsumsi lebih banyak gula, memiliki lebih banyak lemak tubuh secara signifikan daripada anak-anak yang mengonsumsi lebih sedikit gula tambahan.

Studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula tambahan dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan kronis juga.

Dalam studi populasi di lebih dari 85.000 orang, risiko kematian akibat penyakit jantung dua kali lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi 25 persen atau lebih kalori harian mereka dari gula tambahan, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen kalori dari gula tambahan

Terlebih lagi, tambahan gula sangat terkait dengan peningkatan penyakit jantung pada anak. Ini karena gula dapat berperan dalam meningkatkan kadar lemak tubuh, kolesterol, dan trigliserida.

Minuman yang dimaniskan dengan gula juga dikaitkan dengan perkembangan diabetes tipe 2 pada orang dewasa.

Ditambah lagi, konsumsi gula tambahan dapat meningkatkan risiko depresi, suatu kondisi yang dapat meningkatkan berat badan.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau