Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik, Saat Volume Darah Turun

Kompas.com - 28/12/2020, 16:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

  • Kulit yang tampak pucat
  • Orang tersebut mungkin juga mengalami kecemasan mendadak

2. Tahap 2

Pada tahap kedua, tubuh telah kehilangan hingga 30 persen atau 1.500 ml darah.

Pada tahapan ini, seseorang mungkin akan mengalami gejala syok hipovolemik, seperti:

  • Peningkatan detak jantung dan pernapasan
  • Tekanan darah mungkin masih dalam kisaran normal. Namun, tekanan diastolik atau angka terbawah dari tekanan darah mereka mungkin tinggi
  • Orang tersebut mungkin mulai berkeringat dan merasa lebih cemas atau gelisah

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

3. Tahap 3

Pada tahap 3, orang dengan syok hipovolemik akan mengalami kehilangan darah 30 sampai 40 persen atau 1.500 sampai 2.000 ml.

Tanda atau gejala yang bisa dialami pada tahapan syok hipovolemik ini, di antaranya yakni:

  • Angka atas atau tekanan sistolik tekanan darah seseorang akan menjadi 100 mmHg atau lebih rendah
  • Denyut jantung akan meningkat menjadi lebih dari 120 denyut per menit (bpm)
  • Akan memiliki kecepatan pernapasan cepat lebih dari 30 napas per menit
  • Akan mulai mengalami tekanan mental, termasuk kecemasan dan kegelisahan
  • Kulit menjadi pucat dan dingin, dan mulai berkeringat

4. Tahap 4

Seseorang dengan syok hipovolemik stadium 4 akan menghadapi situasi kritis.

Mereka akan mengalami kehilangan volume darah lebih dari 40 persen, atau 2.000 ml.

Baca juga: Berapa Kadar Asam Urat Normal dalam Darah?

Tanda dan gejala hipovolemik yang mungkin akan terjadi pada tahap 4, yakni:

  • Seseorang akan memiliki denyut nadi yang lemah tetapi denyut jantungnya sangat cepat
  • Pernapasan akan menjadi sangat cepat dan sulit
  • Tekanan darah sistolik akan berada di bawah 70 mmHg
  • Sempoyongan sampai hampir hilang kesadaran
  • Berkeringat banyak
  • Merasa dingin saat disentuh
  • Terlihat sangat pucat

Penyebab syok hipovolemik

Merangkum Health Line, syok hipovolemik pada dasarnya terjadi akibat kehilangan darah atau cairan yang signifikan dan tiba-tiba di dalam tubuh.

Kehilangan darah sebesar ini dapat terjadi antara lain karena:

  • Pendarahan dari luka robek serius
  • Pendarahan dari luka traumatis tumpul akibat kecelakaan
  • Perdarahan internal dari organ perut atau kehamilan ektopik pecah
  • Pendarahan dari saluran pencernaan
  • Perdarahan vagina yang signifikan
  • Endometriosis, yakni kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim

Selain kehilangan darah yang sebenarnya, kehilangan cairan tubuh dapat juga menyebabkan penurunan volume darah.

Ini dapat terjadi dalam kasus:

  • Diare yang berlebihan atau berkepanjangan
  • Luka bakar parah
  • Muntah berlarut-larut dan berlebihan
  • Keringat berlebih

Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke organ dan jaringan.

Baca juga: 18 Tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Ketika perdarahan hebat terjadi, tidak ada cukup darah dalam sirkulasi agar jantung menjadi pompa yang efektif.

Begitu tubuh kehilangan zat-zat ini lebih cepat daripada yang bisa menggantikannya, organ-organ dalam tubuh mulai mati dan gejala syok hipovolemik pun muncul.

Tekanan darah yang merosot bisa mengancam jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau