KOMPAS.com - Kadar oksigen dalam darah atau saturasi oksigen menunjukkan seberapa baik distribusi zat ini di dalam tubuh.
Seperti diketahui, sebagian besar oksigen dibawa sel darah merah dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Tubuh manusia membutuhkan oksigen dalam batas normal untuk menunjang kinerja setiap sel di dalam tubuh. Untuk itu, kadar oksigen perlu terjaga.
Baca juga: Apa itu Hipoksia?
Mengatahui kadar oksigen dalam darah penting untuk melihat kondisi tubuh saat terserang suatu penyakit.
Selain itu, memantau saturasi oksigen juga bertujuan untuk menentukan apakah suatu pengobatan berhasil atau perlu penyesuaian.
Melansir Healthline, terdapat dua cara mengukur saturasi oksigen dalam darah, yakni:
Besarnya kadar oksigen dalam darah yang normal tergantung cara pengukurannya.
Baca juga: 3 Penyebab Utama Sesak Napas Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa Saja
Analisis gas darah atau arterial blood gas (ABG) dilakukan dengan menakar kadar oksigen dalam darah, mendeteksi ada tidaknya karbondioksida, sampai tingkat keasaman (pH) darah.
Tes ini sangat akurat. Pengukurannya dilakukan di rumah sakit dan perlu dikerjakan tenaga medis profesional.
Dokter atau tenaga medis akan mengambil darah dari pembuluh darah arteri penderita, umumnya bagian pergelangan tangan.
Sampel darah lalu dimasukkan ke mesin ABG dan kadar oksigen dalam darah bisa diketahui dengan satuan tekanan parsial oksigen atau partial pressure oxygen (PaO2).
Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat
Melansir Medicine Net, kadar oksigen dalam darah dari hasil pengukuran analisis gas darah menunjukkan:
Kadar oksigen di dalam darah di bawah 60 mmHg menunjukkan, kekurangan oksigen sangat parah dan penderita membutuhkan oksigen tambahan.
Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat
Mengukur kadar oksigen dalam darah dengan alat cek saturasi oksigen atau pulse oxymeter cukup praktis dan dapat dikerjakan di rumah.
Alat cek saturasi oksigen ini memerkirakan jumlah oksigen dalam darah dengan mengirimkan cahaya inframerah ke pembuluh darah halus atau kapiler.
Kadar oksigen dalam darah ini ditakar dari seberapa banyak cahaya yang dipantulkan dari kapiler. Hasil pengukuran menunjukkan persentase darah jenuh atau saturasi oksigen (SpO2).
Jika dibandingkan tes darah ABG yang memiliki tingkat akurasi tinggi, alat cek saturasi oksigen memiliki toleransi kesalahan pengukuran dua persen.
Artinya, hasil pengetesan kadar oksigen dalam darah bisa dua persen lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat sebenarnya.
Baca juga: Sesak Napas Akibat Asam Lambung, Begini Cara Mengatasinya...
Kadar oksigen dalam darah dari hasil pengukuran alat cek saturasi oksigen menunjukkan:
Kisaran kadar oksigen dalam darah yang normal tersebut merupakan panduan umum.
Di beberapa kasus, kisaran ini dapat tidak berlaku dengan menimbang kondisi kesehatan penderita.
Dengan serangkaian pemeriksaan, dokter dapat mengetahui kadar oksigen dalam darah seseorang secara spesifik, apakah normal atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.