Melansir Health Line, seks tanpa kondom dan oral seks tanpa proteksi adalah cara utama penularan infeksi klamidia.
Tetapi, penetrasi tidak harus terjadi untuk penularan bakteri Chlamydia trachomatis ini.
Saling bersentuhan alat kelamin maupun anal seks juga dapat menularkan bakteri penyebab klamidia.
Pada ibu hamil, bisa menularkan klamidia pada bayi yang dilahirkan.
Baca juga: Bahaya Anal Seks, Picu Berbagai Penyakit hingga Kanker Anus
Oleh sebab itu, ketika merencanakan kehamilan atau pada saat awal kehamilan, siapa saja penting untuk memastikan diri tidak sedang mengalami infeksi menular seksual (IMS) ini dan jika positif, obati sesegera mungkin.
Perlu diingat juga, bahwa klamidia masih dapat menginfeksi pada seseorang yang pernah mengalami penyakit ini dan berhasil mengobatinya.
Pria dan wanita sama-sama bisa terkena infeksi klamidia.
Tetapi, kasusnya dilaporkan lebih banyak dialami oleh wanita.
Tingkat infeksi tertinggi di antara wanita yang lebih muda, dengan tingkat infeksi tertinggi terjadi pada wanita antara usia 15-24 tahun.
Maka dari itu, semua wanita yang aktif secara seksual berusia 25 tahun atau lebih muda serta wanita yang lebih tua dengan faktor risiko seperti banyak pasangan dianjurkan untuk melakukan skrining klamida setiap tahun.
Secara statistik, seseorang lebih mungkin terkena IMS jika pernah berhubungan seks dengan lebih dari satu orang.
Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari
Faktor risiko lain termasuk pernah mengalami IMS di masa lalu atau sedang mengalami infeksi, karena hal ini dapat menurunkan resistansi.
Tindakan kekerasan seksual dapat meningkatkan risiko tertular klamidia dan IMS lainnya.
Jika Anda pernah dipaksa melakukan aktivitas seksual apa pun, termasuk seks oral, lakukan skrining sesegera mungkin untuk PMS.
Melansir WebMD, banyak pria tidak memperhatikan gejala klamidia.
Kebanyakan pria bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.
Jika gejala benar-benar muncul, biasanya 1 hingga 3 minggu setelah penularan.
Beberapa gejala klamidia yang paling umum pada pria meliputi:
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Penis Gatal
Infeksi klamidia juga dapat terjadi di anus. Dalam kasus ini, gejala utamanya adalah keluarnya cairan, nyeri, dan pendarahan dari daerah ini.
Melakukan seks oral dengan seseorang yang terkena infeksi meningkatkan risiko terkena klamidia di tenggorokan.
Gejalanya bisa berupa sakit tenggorokan, batuk, atau demam. Mungkin juga membawa bakteri di tenggorokan tanpa mengetahuinya.
Sementara itu, jika seorang wanita tertular klamidia, mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum gejalanya muncul.
Beberapa gejala klamidia yang paling umum pada wanita meliputi:
Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Karena Keputihan?
Pada beberapa wanita, infeksi bisa menyebar ke saluran tuba, yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit radang panggul (PID). PID adalah keadaan darurat medis.
Gejala penyakit radang panggul di antaranya, yakni:
Klamidia juga bisa menginfeksi rektum.