Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klamidia: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 14/01/2021, 20:09 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penyebab klamidia

Melansir Health Line, seks tanpa kondom dan oral seks tanpa proteksi adalah cara utama penularan infeksi klamidia.

Tetapi, penetrasi tidak harus terjadi untuk penularan bakteri Chlamydia trachomatis ini.

Saling bersentuhan alat kelamin maupun anal seks juga dapat menularkan bakteri penyebab klamidia.

Pada ibu hamil, bisa menularkan klamidia pada bayi yang dilahirkan.

Baca juga: Bahaya Anal Seks, Picu Berbagai Penyakit hingga Kanker Anus

Oleh sebab itu, ketika merencanakan kehamilan atau pada saat awal kehamilan, siapa saja penting untuk memastikan diri tidak sedang mengalami infeksi menular seksual (IMS) ini dan jika positif, obati sesegera mungkin.

Perlu diingat juga, bahwa klamidia masih dapat menginfeksi pada seseorang yang pernah mengalami penyakit ini dan berhasil mengobatinya.

Faktor risiko klamidia

Pria dan wanita sama-sama bisa terkena infeksi klamidia.

Tetapi, kasusnya dilaporkan lebih banyak dialami oleh wanita.

Tingkat infeksi tertinggi di antara wanita yang lebih muda, dengan tingkat infeksi tertinggi terjadi pada wanita antara usia 15-24 tahun.

Maka dari itu, semua wanita yang aktif secara seksual berusia 25 tahun atau lebih muda serta wanita yang lebih tua dengan faktor risiko seperti banyak pasangan dianjurkan untuk melakukan skrining klamida setiap tahun.

Secara statistik, seseorang lebih mungkin terkena IMS jika pernah berhubungan seks dengan lebih dari satu orang.

Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari

Faktor risiko lain termasuk pernah mengalami IMS di masa lalu atau sedang mengalami infeksi, karena hal ini dapat menurunkan resistansi.

Tindakan kekerasan seksual dapat meningkatkan risiko tertular klamidia dan IMS lainnya.

Jika Anda pernah dipaksa melakukan aktivitas seksual apa pun, termasuk seks oral, lakukan skrining sesegera mungkin untuk PMS.

Gejala klamidia

Melansir WebMD, banyak pria tidak memperhatikan gejala klamidia.

Kebanyakan pria bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.

Jika gejala benar-benar muncul, biasanya 1 hingga 3 minggu setelah penularan.

Beberapa gejala klamidia yang paling umum pada pria meliputi:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Nyeri di testis

Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Penis Gatal

Infeksi klamidia juga dapat terjadi di anus. Dalam kasus ini, gejala utamanya adalah keluarnya cairan, nyeri, dan pendarahan dari daerah ini.

Melakukan seks oral dengan seseorang yang terkena infeksi meningkatkan risiko terkena klamidia di tenggorokan.

Gejalanya bisa berupa sakit tenggorokan, batuk, atau demam. Mungkin juga membawa bakteri di tenggorokan tanpa mengetahuinya.

Sementara itu, jika seorang wanita tertular klamidia, mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum gejalanya muncul.

Beberapa gejala klamidia yang paling umum pada wanita meliputi:

  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia)
  • Keputihan
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Radang serviks (servisitis)
  • Perdarahan di antara siklus haid

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Karena Keputihan?

Pada beberapa wanita, infeksi bisa menyebar ke saluran tuba, yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit radang panggul (PID). PID adalah keadaan darurat medis.

Gejala penyakit radang panggul di antaranya, yakni:

  • Demam
  • Nyeri panggul yang parah
  • Mual
  • Perdarahan vagina abnormal antar periode

Klamidia juga bisa menginfeksi rektum.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau