Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengatasi Kekurangan Oksigen dalam Darah

Kompas.com - 05/02/2021, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi saat kadar oksigen dalam darah lebih rendah di bawah normal dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Seperti diketahui, darah bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen dalam darah bisa mengganggu kinerja tubuh.

Beberapa efek kekurangan oksigen dalam darah antara lain sakit kepala sampai sesak napas.

Baca juga: Berapa Kadar Oksigen dalam Darah yang Normal?

Melansir Cleveland Clinic, tanda tubuh kekurangan oksigen dalam darah, di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat
  • Batuk-batuk
  • Napas ngos-ngosan
  • Bingung
  • Kulit pucat atau kebiruan

Kadar oksigen dalam darah rendah bisa diketahui lewat pemeriksaan menggunakan pulse oxymeter, tes gas darah, sampai tes pernapasan.

Kekurangan oksigen dalam darah umumnya dialami penderita kelainan jantung, penyakit paru-paru, gangguan pernapasan saat tidur, peradangan, sampai berada di ketinggian atau tempat minim oksigen.

Baca juga: 13 Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Pantang Disepelekan

Berikut beberapa cara mengatasi kekurangan oksigen dalam darah yang bisa dijajal:

1. Benahi postur tubuh

Melansir Lung Health Institute, postur tubuh yang buruk berdampak ke pernapasan dan dapat menghambat aliran oksigen yang masuk ke tubuh.

Secara alami, membungkuk atau berada dalam posisi tubuh yang banyak tekanan dapat mengurangi kapasitas paru-paru dalam menyerap oksigen sampai lima persen.

Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, pastikan Anda memperbaiki postur tubuh.

Ketika muncul tanda kekurangan oksigen, coba berdiri dengan tegak, lalu putar bahu ke belakang, busungkan dada ke depan, dan atur dagu dalam posisi tegak.

Setelah postur tubuh sudah benar, mulai bernapas perlahan-lahan sampai kondisi membaik.

2. Rajin olahraga

Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, termasuk memperbaiki sistem pernapasan.

Olahraga tak hanya meningkatkan kapasitas paru-paru, tapi juga dapat menjaga berat badan tetap ideal dan jantung lebih sehat.

Salah satu jenis olahraga yang baik untuk pernapasan adalah latihan aerobik. Tak perlu muluk-muluk, pilih jenis aerobik ringan seperti jalan kaki.

Bangun rutinitas yang baik untuk meningkatkan oksigen ini dengan olahraga rutin setidaknya 30 menit setiap hari.

Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat

3. Ubah pola makan

Menjaga pola makan penting untuk menjaga kesehatan, termasuk pernapasan.

Tubuh kita membutuhkan berbagai nutrisi dari vitamin dan mineral dari sumber alami seperti makanan dan minuman agar bisa bekerja dengan optimal.

Selain itu, keseimbangan kimia di dalam tubuh dapat mengoptimalkan penyerapan oksigen dalam darah.

Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, pastikan Anda mengonsumsi makanan kaya antioksidan.

Tambahkan stroberi, blueberry, kacang merah, anggur, kurma, delima, sampai jeruk ke dalam menu sehari-hari.

4. Rutin latihan pernapasan dalam

Selama ini banyak orang bernapas tidak beraturan. Padahal, cara bernapas yang tidak tepat dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah sampai 20 persen.

Untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, coba sering-seringlah latihan pernapasan dalam.

Menghirup napas dalam-dalam dan teratur tak hanya meningkatkan kadar oksigen dalam darah, tapi juga bisa meningkatkan energi dan membersihkan paru-paru.

Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat

5. Tingkatkan kualitas udara

Kualitas udara yang buruk dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah. Untuk mengatasinya, perbaiki kualitas udara.

Tingkatkan sirkulasi udara sehingga asap dan partikulat udara kotor dapat berganti dengan udara bersih kaya oksigen.

Caranya bisa dengan membuka jendela dan pintu selebar-lebarnya. Jika tidak memungkinkan, gunakan pemurni udara.

6. Terapi oksigen

Untuk kasus kekurangan oksigen dalam darah yang parah, penderita membutuhkan terapi oksigen.

Dokter biasanya memberikan terapi oksigen dengan memasangkan alat bantu pernapasan di rumah sakit, atau menggunakan mesin portabel.

Lamanya terapi oksigen tergantung kondisi kesehatan dan kebutuhan fisik penderita.

Kekurangan oksigen dalam darah tak boleh disepelekan. Masalah kesehatan ini apabila sampai parah dan tidak ditangani bisa menyebabkan gangguan jantung dan otak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau