“Padahal, perawatan gigi rutin jauh lebih murah dan efisien daripada keluar uang ke rumah sakit (karena sakit). Jadi lebih baik mencegah,” jelas dia.
Budi menyatakan, Kemenkes ke depan akan fokus lebih banyak dari segi waktu, resources, maupun anggaraan ke arah preventif agar masyarakat Indonesia lebih fokus hidupnya sehat.
“Peran ahli dokter gigi muda untuk mengajak masyarakat agar lebih mau konsultasi ke dokter gigi sebelum sakit datang,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua Umum PB PDGI, Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K)., MM. FICD, dalam sambutanya, mengungkapkan bahwa PB PDGI telah mengembangkan layanan konsultasi kesehatan gigi dan mulut berbasis internet, yakni teledentistry.
Dengan layanan ini, masyarakat bisa berkonsultasi mengenai permasalahan gigi dan mulut dengan dokter gigi tanpa ada kontak fisik.
Selain itu, PB PDGI sudah membuat buku panduan terkait protokol pencegahan agar para dokter gigi tetap bisa bekerja dan tidak perpapar Covid-19 dari pasien.
Para dokter gigi didorong untuk dapat mencegah dan mengendalikan infeksi di ruang praktik dengan 5M, bukan hanya 3 M, yakni:
Baca juga: Amankah Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?
Dalam sambutannya, drg. Sri Hananto juga menyinggung nasib para dokter gigi yang terpapar Covid-19.
Dia mengabarkan bahwa sejak Maret 2020 hingga 8 Februari 2021, sudah ada 338 dokter gigi positif Covid-19. Kebanyakan atau 70 persennya adalah dokter gigi dari Puskesmas.
Berikut ini rincian angkanya:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.