Selain itu, PB PDGI sudah membuat buku panduan terkait protokol pencegahan agar para dokter gigi tetap bisa bekerja dan tidak perpapar Covid-19 dari pasien.
Para dokter gigi didorong untuk dapat mencegah dan mengendalikan infeksi di ruang praktik dengan 5M, bukan hanya 3 M, yakni:
Baca juga: Amankah Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?
Dalam sambutannya, drg. Sri Hananto juga menyinggung nasib para dokter gigi yang terpapar Covid-19.
Dia mengabarkan bahwa sejak Maret 2020 hingga 8 Februari 2021, sudah ada 338 dokter gigi positif Covid-19. Kebanyakan atau 70 persennya adalah dokter gigi dari Puskesmas.
Berikut ini rincian angkanya:
Dari 338 dokter gigi tersebut, 33 di antaranya meninggal dunia.
“Angka ini perlu menjadi perhatian untuk kita semua, bahwa Covid-19 bukan main-main, yakni memberikan ancaman yang sangat luar biasa untuk dokter gigi kita,” jelas drg. Sri Hananto.
Dia membeberakan, puncak jumlah dokter gigi yang meninggal dunia akibat Covid-19 ditemukan pada bulan Januari 2021, yakni setelah meningkatnya mobilitas masyarakat karena digelar pesta Pilkada serta libur Natal 2020 dan tahun baru 2021.
“April sampai Mei itu tujuh dokter yang meninggal dunia (akibat Covid-19). Sementara, saat diberlakukan PSBB ketat, tidak ada dokter yang meninggal. Setelah ada pelonggaran, mulai ada lagi (yang meninggal). Tertinggi pada Januari ini, ada 14 dokter meninggal, kemungkinan karena ada libur panjang, di mana orang berkumpul dengan keluarga, entah itu pesta atau di restoran,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.