KOMPAS.com - Pernahkah Anda melihat seseorang yang merasa terganggu hanya karena suara menguap, bernapas, atau kunyahan orang lain?
Atau Anda sendiri yang justru menjadi emosional saat mendengat suara-suara semacam itu?
Jika itu terjadi, bisa jadi Anda atau orang tersebut mengalami sindrom misophonia.
Orang yang menderita misophonia bisa mengalami ledakan emosional ketika mendengar suara dari orang lain.
Baca juga: Waspadai, Gangguan Tiroid Bisa Memicu Depresi
Suara yang bisa mengganggu penderita misophonia antara lain:
Riset dari Inggris yang meneliti 20 penderita misophonia membuktikan penyebab sindrom ini adalah
Peneliti belum mengetahui apa yang menyebabkan misophonia. Namun, orang dengan gangguan tertentu berisiko tinggi mengalami misophonia.
Berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko misophinia:
Penderita tinnitus juga rentan mengalami misophonia. Tinnitus adalah kelainan lain di mana kita mendengar suara, seperti dering di telinga, yang tidak dapat didengar orang lain.
Misophonia umumnya terjadi sebelum pubertas, dengan gejala pertama paling sering terjadi antara usia sembilan hingga 12 tahun.
Gangguan ini juga lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria.
Orang dengan misophonia cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi.
Suara pemicu awal biasanya adalah suara lisan dari orang tua atau anggota keluarga, dan pemicu baru muncul seiring waktu.
Kemungkinan besar, gangguan ini terjadi karena adanya Kemungkinan ada komponen genetik yang sering diturunkan dalam keluarga.
Selain itu, peneliti juga mencatat penderita misophonia memiliki tada fisiologis stres yang besar.