Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Penyebab Kecemasan Menganggu Kondisi Fisik dan Mental

Kompas.com - 18/03/2021, 10:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Kecemasan merupakan emosi yang ditandai perasaan tegang, pikiran khawatir, dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah.

Sebenarnya, kecemasan merupakan hal yang normal. Namun, hal ini bisa menjadi gangguan keseatan yang serius yang bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental.

Baca juga: Waspadai, Gangguan Tiroid Bisa Memicu Depresi

Kapan kecemasan membutuhkan perhatian serius?

Meskipun kecemasan dapat menyebabkan stres, namun tidak selalu merupakan kondisi medis.

Ketika seseorang menghadapi pemicu yang berpotensi membahayakan atau mengkhawatirkan, perasaan cemas tidak hanya normal tetapi juga diperlukan untuk bertahan hidup.

Bahaya atau ancaman bisa menyebabkan adrenalin, hormon dan pembawa pesan meningkat.

Akibatnya, tubuh mengalami reaksi cemas yang disebut respon "fight atau flight".

Respon ini penting untuk mempersiapkan fisik menghadapi atau berlari dari bahaya.

Namun, tingkat perasaan cemas yang berlebihan bisa memicu stres. Hal ini seringkali ditandai dengan gejala fisik seperti mual, peningkatan tekanan daran, dan berbagai gangguan fisik lainnya.

Ketika kecemasan telah mengakibatkan gangguan, fungsi sehari-hari kita juga bisa terganggu.

Gejala gangguan kecemasan

Kecemasan yang telah menjadi masalah medis biasanya disertai gejala berikut:

  • perasaan khawatir yang tak terkendali
  • mudah marah
  • sulit konsentrasi
  • sulit tidur.

Meskipun gejala ini adalah hal yang normal terjadi sehari-hari penderita gangguan kecemasan biasanya mengalaminya secara persistan atau ekstrim.

Gangguan kecemasan juga bisa muncul dalam bentuk kekhawatiran yang samar-samar dan meresahkan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 4 Masalah Pada Kaki Akibat Diabetes

Apa penyebab kecemasan menjadi gangguan medis?

Penyebab gangguan kecemasan cukup rumit. Biasanya hal ini disebabkan karena berbagai faktor seperti berikut:

  • pemicu stres lingkungan, seperti kesulitan dalam pekerjaan, masalah hubungan, atau masalah keluarga
  • genetik
  • faktor medis seperti efek pengobatan atau stres akibat operasi intensif atau pemulihan yang berkepanjangan
  • Gangguan kimia otak atau ketidaksesuaian hormon dan sinyal listrik di otak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau