KOMPAS.com – Vitamin D adalah vitamin yang sangat diperlukan tubuh.
Dilansir dari WebMD, vitamin D di antaranya terlibat dalam penyerapan kalsium, fungsi kekebalan, serta melindungi kesehatan tulang, otot, dan jantung.
Vitamin ini bisa diperoleh secara alami dalam makanan dan juga dapat diproduksi oleh tubuh saat kulit terkena sinar matahari.
Baca juga: Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdoski
Namun, selain ikan berlemak, memang hanya ada sedikit makanan yang mengandung vitamin D tinggi.
Terlebih lagi, banyak orang di kehidupan modern saat ini tidak mendapatkan cukup paparan sinar matahari untuk menghasilkan vitamin D.
Jadi, kekurangan vitamin D semakin mengancam.
Untuk mengantisipasinya, orang-orang pun pada akhirnya memilih mengonsumsi suplemen vitamin D.
Bentuk suplemen vitamin D yang umum dikonsumsi adalah suplemen vitamin D2 dan suplemen vitamin D3.
Sebenarnya vitamin D3 dapat diproduksi tubuh sebagai respons terhadap paparan sinar matahari dan bisa ditemukan dalam produk hewani.
Sedangkan vitamin D2 bisa diperoleh pada produk nabati atau tumbuhan.
Vitamin D3 telah terbukti bisa meningkatkan kadar vitamin D dalam darah secara signifikan lebih dari vitamin D2.
Penelitian telah menunjukkan bahwa setiap tambahan 100 IU vitamin D3 yang Anda konsumsi bisa meningkatkan kadar vitamin D darah rata-rata sebesar 1 ng/ml (2,5 nmol/l).
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi
Namun, mengonsumsi vitamin D3 dosis tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan penumpukan berlebihan di tubuh.
Toksisitas vitamin D dapat terjadi ketika kadar vitamin D darah naik di atas 150 ng/ml (375 nmol/l).
Karena vitamin D disimpan dalam lemak tubuh dan dilepaskan ke aliran darah secara perlahan, efek toksisitas dapat berlangsung selama beberapa bulan setelah seseorang berhenti mengonsumsi suplemen.