KOMPAS.com - Sarapan dipercaya membantu meningkatkan metabolisme, melawan penyakit, dan membantu menurukan berat badan.
Namun, manfaat tersebut hanya bisa kita dapatkan jika mengonsumsi menu sarapan yang bergizi.
Menu sarapan yang keliru akan menyebabkan gangguan di pagi hari, merusak metabolisme Anda, mendorong penyakit, dan dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Baca juga: 3 Komplikasi akibat Tingginya Asam Urat
Agar Anda tidak mengalamu hal tersebut, berikut 5 menu sarapan yang harus Anda hindari:
Donat mengandung 250 hingga 550 kalori dalam satu porsi. Selain itu, dalam satu porsi donat juga terdapat sekitar 15 hingga 30 gram gula.
Gula yang terlalu banyak akan membuat tubuh memompa banyak insulin. Hal ini akan membuat kadar gula dalam darah tidak seimbang.
Gula darah yang tidak seimbang akan membuat kita cepat merasa lapar.
Akibatnya, nafsu makan akan meningkat yang membuat kita cenderung mendambakan makanan tak sehat.
Sosis atau daging olahan kaya akan lemak dan natrium. Natrium yang tinggi dalam sosis dapat membuat tekanan darah melonjak.
Jika Anda menderita hipertensi, hal ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena stroke.
Nitrat dan nitrit dalam sosis juga bisa memicu kanker jenis tertentu.
Banyak orang mengira sereal sarapan adalah pilihan yang bergizi untuk anak-anak dan orang dewasa.
Meski diklaim mengandung biji-bijian dan kaya akan vitamin, seral merupakan produk makanan olahan tinggi.
Sereal seringkali mengandung gula tinggi. Padahal, asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi kesehatan kronis lainnya.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Asam Folat
Sarapan roti panggan dan margarin memang terkesan praktis. Padahal, menu sarapan ini bukan pilihan yang sehat.
Roti mengandung tepung dengan sedikit nutrisi dan serat. Selain itu, roti juga tinggi karbohidrat olahan dan rendah serat.
Jenis makanan ini dapat meningkatkan kadar gula darah Anda dengan sangat cepat.
Selain itu, margarin juga mengandung lemak trans, yang merupakan jenis lemak tidak sehat.
Jenis lemak ini dapat memicu inflamasi dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.