Cara ini dapat dicapai dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi atau dengan mengeluarkan lebih banyak kalori melalui peningkatan aktivitas fisik.
Biasanya, orang yang diet keto akan mengonsumsi beberapa jenis makanan yang ramah keto, seperti alpukat, minyak zaitun, produk olahan susu, dan kacang-kacangan.
Karena label “ramah keto”, biasanya orang mengonsumsi secara sembarangan.
Padahal makanan tersebut mengandung kalori tinggi.
Oleh karena itu, perlu memperhatikan ukuran porsi dan meningkatkan aktivitas fisik secara teratur.
Selain itu, juga perlu membatasi konsumsi cemilan untuk dapat membantu menciptakan defisit kalori yang diperlukan.
Diet ketogenik terbukti dapat menurunkan berat badan.
Namun, ada beberapa kasus yang gagal melakukannya karena masalah medis.
Hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), sindrom Cushing, depresi, dan hiperinsulinemia (kadar insulin tinggi) adalah masalah medis yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan mempersulit penurunan berat badan.
Baca juga: 5 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet Rendah Karbohidrat
Oleh karena itu, perlu ada perawatan medis dan perubahan gaya hidup untuk mengatasinya.
Wajar untuk menginginkan hasil yang cepat saat mengikuti rencana diet baru, tetapi penting untuk diingat bahwa penurunan berat badan dapat bervariasi pada tiap orang.
Meskipun diet ketogenik dapat meningkatkan penurunan berat badan, laju penurunan berat badan mungkin tidak dapat drastis.
Perubahan kecil dan konsisten adalah kunci untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan dengan cara yang sehat.
Meskipun mungkin tergoda untuk mencapai tujuan penurunan berat badan yang tinggi, sebagian besar ahli merekomendasikan bahwa menurunkan 1–3 pon atau sekitar 0,5–1 kg per minggu.
Merangkum Medical News Today, banyak diet rendah karbohidrat yang memungkinkan asupan protein dalam jumlah sedang.