Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Mata Berkunang-kunang yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 25/05/2021, 14:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah orang merasakan pandangan atau matanya berkunang-kunang.

Mata berkunang-kunang ini terkadang terasa seperti sedang melihat bintang, kilatan cahaya, atau aura.

Masalah kesehatan ini apabila muncul sesekali umumnya tidak berbahaya. Namun, Anda perlu waspada apabila mata kerap berkunang-kunang.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Mata Bintitan dengan Cepat

Penyebab mata berkunang-kunang bisa berasal dari gangguan mata sampai otak. Berikut beberapa di antaranya:

1. Tekanan pada mata

Dilansir dari Verywell Health, mata bisa berkunang-kunang saat ada tekanan pada area tersebut.

Tekanan pada mata bisa muncul lantaran seseorang mengucek mata, bersin, batuk, atau mengejan dengan kencang.

Di beberapa kasus, mata berkunang-kunang karena tekanan juga bisa jadi gejala penyakit seperti infeksi, tumor, peradangan, masalah pembuluh darah, sampai penyakit tiroid.

2. Penuaan

Salah satu masalah mata terkait penuaan adalah posterior vitreous detachment (PVD).

Vitreous atau vitreus yang terletak di dekat retina adalah zat berbasis air dengan tekstur mirip jeli.

Cairan kolagen yang menempel pada retina ini mengisi dan membentuk bagian tengah atau bola mata.

Saat seseorang usianya semakin lanjut, cairan vitreus menjadi kurang kencang dan bisa menarik retina.

Jika tarikan tersebut cukup kuat, cairan viterus bisa terpisah dari retina dan menyebabkan mata berkunang-kunang.

Baca juga: Mengenal Kalazion, Benjolan di Kelopak Mata Tapi Bukan Bintitan

3. Gangguan pada retina

Gangguan pada retina seperti retinitis pigmentosa, retinopati diabetik, degenerasi makula, dan neuritis optik bisa membuat seseorang mengalami masalah penglihatan.

Hal itu dipengaruhi menurunnya kemampuan mata secara bertahap. Mata berkunang-kunang yang kerap kambuh bisa jadi gejala gangguan pada retina.

Selain karena penyakit yang menyerang mata, gangguan pada retina juga bisa muncul lantaran efek samping obat tertentu untuk penyakit jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau