Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit yang Ditandai dengan Trombosit Rendah, Bukan Hanya DBD

Kompas.com - 07/06/2021, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kadar trombosit normal dalam tubuh seseorang yakni berkisar antara 140.000 sampai 450.000 keping per mikroliter (mcL) darah.

Jika berdasarkan hasil tes darah kadar trombosit Anda berada di bawah angka tersebut, Anda bisa dibilang memiliki kadar trombosit rendah atau tidak normal.

Berdasarkan kriteria diagnosis yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1997, demam yang salah satunya disertai dengan penurunan nilai trombosit di bawah 100.000 keping per mcL darah bisa dicurigai adanya infeksi virus dengue.

Baca juga: 7 Fakta Penting tentang Demam Berdarah (DBD)

Tapi perlu diketahui bahwa kadar trombosit juga dapat turun di bawah ambang normal ketika tubuh seseorang terserang infeksi virus lain, termasuk kadang akibat infeksi bakteri.

Oleh sebab itu, seseorang yang menderita demam disertai dengan penurunan nilai trombosit belum pasti menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Ketika gejala-gejala lainnya tidak menandakan infeksi virus dengue, orang tersebut mungkin saja mengalami penyakit lainnya.

Penyakit yang ditandai dengan kadar trombosit rendah

Dilansir dari Buku Berteman dengan Demam (2017) karya dr. Arifianto, Sp.A, dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, kadar trombosit rendah dalam darah memang kerap kali dikaitkan dengan gejala DBD.

Tapi sebenarnya, ada beberapa penyakit lain yang bisa juga muncul dengan gejala trombosit rendah.

Apa saja penyakit yang ditandai dengan kadar trombosit rendah itu?

  1. DBD
  2. Roseola
  3. Rubella
  4. Campak
  5. Kadang salesma (common cold) dan flu

Baca juga: 3 Jenis Makanan untuk Mempercepat Penyembuhan Demam Berdarah (DBD)

Merangkum Health Line, roseola adalah penyakit yang paling sering disebabkan oleh infeksi human herpes virus (HPV) tipe 6.

Penyakit ini muncul sebagai demam diikuti oleh ruam kulit yang khas.

Infeksi sering kali tidak serius dan biasanya menyerang anak-anak antara usia 6 bulan dan 2 tahun.

Sementara itu, campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rubeola dan rubella disebabkan oleh infeksi virus rubella.

Sedangkan salesma merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rhinovirus dan penyakit flu disebabkan oleh infeksi virus influenza.

Berbeda dengan virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, virus penyebab roseola, rubella, campak, salesma, maupun flu dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan droplet, biasanya saat seseorang batuk, berbicara, atau bersin.

Baca juga: 3 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Demam Berdarah (DBD)

Untuk pastikan DBD, cek juga nilai hematokrit

Untuk memastikan adanya infeksi virus dengue, seseorang bukan hanya dianjurkan cek nilai trombosit, melainkan juga nilai kenaikan hematokrit.

Peningkatan nilai hematokrit bisa menjadi indikasi peningkatan kepekatan darah atau keparahan DBD.

Naiknya nilai hematokrit bisa mengakibatkan kebocoran plasma, suatu masalah utama dan berbahaya pada DBD yang kerap kali berakibat fatal.

Seseorang dianjurkan untuk bisa dibawa ke rumah sakit apabila diketahui nilai trombositnya kurang dari sama dengan 100.000 keping per mcL darah dan atau disertai peningkan hematokrit lebih dari sama dengan 20 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com