Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Disepelekan, Berikut Dampak Alergi Susu Sapi Pada Anak

Kompas.com - 27/06/2021, 10:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia.

Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5 persen - 7,5 persen.

Meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan.

Dalam sebuah acara webinar bertajuk WORLD ALLERGY WEEK 2021, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan selaku Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak juga mengatakan hal yang sama.

Menurutnya, alergi ini tak bisa disepelekan meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita.

"Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal," ucapnya.

Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orangtua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Minum Susu Sapi Bisa Tingkatkan Kolesterol?

Dampak alergi susu sapi

Alergi susu sapi pada anak yang dibiarkan berlarut-laru bisa mengganggu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari.

"Kondisi ini juga bisa menimbulkan dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya,“ ungkap Prof. Budi.

Gejala yang bisa terjadi jika Si Kecil mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam.

Gejala alergi susu sapi dapat muncul pada tingkat ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ.

Berikut tiga organ yang bisa terkena dampak dari alergi susu sapi:

1. Saluran pencernaan

Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53 persen dan kolik sebesar 27 persen.

2. Saluran pernapasan

Gejala alergi susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari.

Risiko gangguan pada saluran napas yaitu asma 21 persen, rinitis 20 persen.

Baca juga: Mengenal Berbagai Penyebab Gizi Buruk Pada Balita

3. Kulit

Gejala alergi juga bisa muncul di kulit. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35 persen, sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18 persen.

Alergi susu sapi juga bisa memicu gejala yang berat pada kulit, seperti sistemik
yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11 persen.

Untuk mencegah hal itu terjadi, kata Prof. Budi, orangtua harusnya memberikan ASI ekslusif.

Jika memang tidak bisa memberikan ASI eksklusif, orangtua bisa menggunakan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP).

"Namun jika gejala alergi sudah muncul dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino,” ungkap Prof. Budi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Health
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Health
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Health
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Health
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau