Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlihat Sepele, Inilah Manfaat Pelukan dan Ciuman bagi Kesehatan

Kompas.com - 26/06/2021, 21:02 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Siapa sangka, pelukan, ciuman, dan sentuhan afektif lainnya memiliki manfaat bagi kesehatan.

Berpelukan dengan teman atau mencium pasangan mungkin hanya sekadar tanda kasih sayang yang ingin dicurahkan.

Namun, aktivitas sepele ini ternyata memberikan dampak positif terhadap kesehatan seseorang.

Dalam berbagai penelitian, setidaknya sentuhan fisik afektif dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental.

Manfaat pelukan dan ciuman untuk kesehatan fisik

Merangkum dari Medical News Today, sentuhan afektif memiliki manfaat untuk kesehatan fisik.

Satu studi yang diterbitkan pada tahun 2014 dalam jurnal Psychological Science menunjukkan bahwa seseorang yang mendapatkan sentuhan afektif memiliki risiko infeksi pernapasan yang cukup.

Baca juga: Dampak Perselingkuhan bagi Kesehatan Mental

Selain itu, penderita infeksi pernapasan yang menerima dukungan emosional dalam bentuk sentuhan afektif menunjukkan gejala infeksi yang lebih ringan.

Studi lain berjudul “More frequent partner hugs and higher oxytocin levels are linked to lower blood pressure and heart rate in premenopausal women” menunjukkan bahwa wanita yang sering berpelukan dengan pasangannya cenderung memiliki tekanan darah dan detak jantung yang lebih rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa sentuhan afektif dapat bermanfaat bagi jantung.

Penelitian lain berjudul “Shaping the oral microbiota through intimate kissing” mengungkapkan bahwa ciuman romantis dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Ketika berciuman, terjadi pertukaran mikroba yang bertindak hampir seperti vaksin sehingga membiasakan sistem kekebalan dengan potensi ancaman bakteri baru dan memperkuat efektivitasnya terhadap beragam patogen.

Sentuhan afektif juga dapat mengurangi rasa sakit.

Setidaknya ada dua studi yang mempelajari bagaimana sentuhan afektif dapat mengurnagi rasa sakit.

Studi pertama menunjukkan bahwa jika dua mitra menyentuh dan salah satu dari mereka mengalami nyeri ringan, sentuhan benar-benar mengurangi sensasi rasa sakit.

Baca juga: 5 Kata Toxic Positivy yang Berbahaya untuk Kesehatan Mental

Dalam studi kedua tim mengamati efek yang sama pada kelompok pasangan muda ketika mereka berpegangan tangan.

Manfaat pelukan dan ciuman untuk kesehatan mental

Beberapa studi melihat bahwa manfaat ini didapat ketika seseorang melakukan kontak fisik afektif tertentu.

Sebuah studi di The New Yorker menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa sentuhan afektif memiliki masalah perkembangan yang parah dan tidak dapat berhubungan secara sosial.

Meskipun hanya aktivitas sepele, aktivitas menyentuh dan disentuh dapat mengaktifkan area tertentu di otak sehingga memengaruhi proses berpikir, reaksi, dan bahkan respons fisiologis.

Sebuah studi berjudul “Touch for socioemotional and physical well-being: A review” melaporkan bahwa pemindaian otak telah mengungkapkan bahwa sentuhan afektif mengaktifkan korteks orbitofrontal, yakni wilayah otak yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan pembelajaran.

Dikutip dari Smithsonian Magazine, eksperimen lain yang dilakukan oleh Rafael Wlodarski, peneliti University of Oxford, juga menunjukkan bahwa ciuman romantis adalah alat yang penting - terutama bagi wanita - ketika memilih pasangan.

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental Pascamelahirkan Sering Intai Banyak Wanita

Hal ini disebabkan campuran kimia yang ditemukan dalam air liur seseorang menyampaikan informasi penting ke otak tentang kompatibilitas fisiologis mereka.

Sentuhan afektif, seperti pelukan, juga dapat menenteramkan dan menenangkan orang yang sedang kesusahan karena dapat mengkomunikasikan tawaran dukungan dan empati.

Sebuah studi berjudul “The Comforting Touch: Tactile Intimacy and Talk in Managing Children’s Distress” menunjukkan bahwa memeluk dan menepuk anak-anak ketika mereka dalam kesusahan memiliki efek menenangkan

Dalam keadaan seperti itu, interaksi melibatkan pensinyalan orang dewasa bahwa mereka ada untuk menawarkan kontak yang menenangkan.

Kemudian, diikuti oleh pengakuan anak atas undangan ini dan respons positif terhadapnya.

Interaksi dan koordinasi yang terlibat dengan skenario ini memungkinkan anak yang sedang berada dalam kesusahan untuk mendapatkan kembali rasa aman dan kepastian.

Hal yang sama pun diakui oleh para peneliti dalam sebuah studi berjudul “The Use of Touch in Counseling: An Ethical Decision-Making Model”.

Baca juga: 3 Jenis Gangguan Kesehatan Mental Pascapersalinan

Mereka mengatakan bahwa sentuhan afektif dapat menenangkan seseorang yang sedang bersedih.

Di samping si penerima, melakukan sentuhan fisik afektif juga dapat memberi manfaat kepada pemberinya.

Sebuah penelitian berjudul “Neural correlates of giving support to a loved one” melihat bahwa wanita yang menawarkan sentuhan fisik sebagai simbol dukungan kepada pasangannya menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi di ventral striatum.

Area ini merupakan area otak yang terlibat dalam sistem penghargaan.

Jadi, menawarkan pelukan yang menenangkan kepada seseorang yang sedang kesakitan atau merasa sedih sebenarnya dapat bermanfaat baik bagi si penerima maupun si pemberi.

Keduanya terlibat dalam interaksi mengalami emosi yang lebih positif dan merasa lebih terhubung satu sama lain

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau