KOMPAS.com - Bayi berusia di bawah enam bulan juga rentan mengalami malnutrisi atau gizi buruk.
Hal tersebut bisa menyebabkan kematian yang lebih tinggi pada bayi muda daripada pada bayi.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 45 persen kematian anak terkait dengan kekurangan gizi.
Selain berat badan lahir rendah, diare persisten dan penyakit kronis, perkembangan gizi buruk akut yang parah pada bayi di bawah usia 6 bulan juga bisa disebabkan pemberian makan yang kurang optimal, terutama pemberian ASI.
Baca juga: Mengenal Talasemia: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya
Salah satu penyebab paling umum gizi buruk adalah kelahiran prematur. Bayi prematur biasanya belum mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisap dan menelan ASI atau susu.
Akibatnya, asupan nutrisi mereka menjadi terhambat. Jika bayi Anda lahir prematur tetapi masih memiliki masalah makan setelah meninggalkan rumah sakit, penting untuk segera menghubungi dokter anak Anda.
Penyebab lain gizi buruk pada anak adalah kondisi bawaan seperti herpes dan penyakit kuning, dan infeksi seperti gastroenteritis virus.
Setelah kondisi ini diobati, pemberian makan yang buruk biasanya turut teratasi.
Gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh sindrom Beckwith-Wiedemann.
Sindrom ini menyebabkan bayi menjadi sangat besar dan tumbuh dengan kecepatan yang sangat cepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.