Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2021, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Bayi berusia di bawah enam bulan juga rentan mengalami malnutrisi atau gizi buruk.

Hal tersebut bisa menyebabkan kematian yang lebih tinggi pada bayi muda daripada pada bayi.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 45 persen kematian anak terkait dengan kekurangan gizi.

Selain berat badan lahir rendah, diare persisten dan penyakit kronis, perkembangan gizi buruk akut yang parah pada bayi di bawah usia 6 bulan juga bisa disebabkan pemberian makan yang kurang optimal, terutama pemberian ASI.

Baca juga: Mengenal Talasemia: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya

Penyebab gizi buruk pada balita

Salah satu penyebab paling umum gizi buruk adalah kelahiran prematur. Bayi prematur biasanya belum mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisap dan menelan ASI atau susu.

Akibatnya, asupan nutrisi mereka menjadi terhambat. Jika bayi Anda lahir prematur tetapi masih memiliki masalah makan setelah meninggalkan rumah sakit, penting untuk segera menghubungi dokter anak Anda.

Penyebab lain gizi buruk pada anak adalah kondisi bawaan seperti herpes dan penyakit kuning, dan infeksi seperti gastroenteritis virus.

Setelah kondisi ini diobati, pemberian makan yang buruk biasanya turut teratasi.

Gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh sindrom Beckwith-Wiedemann.

Sindrom ini menyebabkan bayi menjadi sangat besar dan tumbuh dengan kecepatan yang sangat cepat.

Penyebab lain gizi buruk

Selain kondisi yang telah dipaparkan di atas, masih ada beberapa hal yang bisa memicu gizi buruk pada balita. Berikut berbagai kondisi yang bisa memicu gizi buruk antara lain:

1. hipotiroidisme kongenital

Kondisi ini terjadi ketika tiroid gagal berkembang atau berfungsi dengan baik

2. Jantung kiri hipoplastik

Hal ini merupakan kondisi langka yang terjadi ketika sisi kiri jantung gagal berkembang dengan baik, dan tidak mampu memompa darah ke tubuh.

Baca juga: Memahami Kaitan Diabetes dan Covid-19

3. Botulisme bayi

Botulisme bayi dapat terjadi ketika bayi menelan bakteri Clostridium botulinum

Bakteri tersebut dapat menghasilkan racun berbahaya di dalam tubuh yang dapat memengaruhi pernapasan dan pola makan bayi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com