Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Penyebab Sesak Napas pada Penderita Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 29/06/2021, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas
KOMPAS.com - Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh membuat terlalu sedikit insulin atau tidak bisa menggunakanya dengan benar.
Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas
Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas
Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas
Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas
Ilustrasi sesak napasShutterstock Ilustrasi sesak napas

Insulin adalah hormon yang dibutuhkan tubuh kita untuk memecah karbohidrat dari makanan yang kita makan menjadi energi dalam bentuk glukosa.

Tanpa insulin, tubuh kita tidak dapat berfungsi secara efektif.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Karena seluruh tubuh kita membutuhkan energi, diabetes dapat memengaruhi setiap bagiannya.

Seiring waktu, terutama jika tidak dipantau, diobati, dan dikendalikan dengan benar, diabetes dapat menyebabkan kondisi kesehatan lainnya.

Beberapa sistem tubuh yang lebih rentan terkena dampak diabetes adalah ginjal dan sistem kardiovaskular.

Pada penderita diabetes, pemantauan dan perawatan yang ketat oleh dokter sangat penting dilakukan.

Siapa pun yang hidup dengan diabetes harus memberi tahu dokter ketika mereka melihat gejala baru atau perubahan dalam kesehatan mereka secara keseluruhan.

Salah satu gejala yang penting untuk diperhatikan oleh dokter dengan cepat adalah sesak napas yang baru atau memburuk.

Bagaimana diabetes bisa menyebabkan sesak napas?

Sesak napas baru atau memburuk pada orang yang hidup dengan diabetes bisa menjadi tanda kondisi yang berpotensi serius.

Baca juga: 11 Gejala Gula Darah Tinggi yang Perlu Diwaspada

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab sesak napas pada penderita diabetes:

1. Ketoasidosis diabetik

Dilansir dari Very Well Health, diabetic ketoacidosis (DKA) atau ketoasidosis diabetik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin dan tidak dapat mengubah karbohidrat menjadi glukosa untuk energi.

Tubuh kemudian mulai memecah lemak untuk energi. Ketika ini terjadi, hal itu dapat menciptakan produk sampingan limbah yang disebut keton.

Keton normalnya dapat dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal melalui pembuangan urine.

Pada ketoasidosis diabetik, keton terbentuk lebih cepat daripada yang dapat dikeluarkan oleh ginjal dari tubuh. Hal ini dapat menghasilkan penumpukan keton yang beracun.

Nah, pada kondisi ini, tubuh mungkin akan mencoba menggunakan paru-paru untuk mengeluarkan kelebihan keton yang pada akhirnya dapat menyebabkan keluhan sesak napas.

Selain sesak napas, seseorang yang terkena ketoasidosis diabetik mungkin akan sering mengalami mual dan muntah, mulut sangat kering, dan terkadang memiliki napas bau buah.

Ketika kadar keton meningkat dalam tubuh, seseorang juga dapat dengan cepat menjadi tidak sadarkan diri sehingga mencari perawatan medis darurat sering kali diperlukan.

Perawatan awal untuk membalikkan kondisi ini adalah dengan memberikan cairan melalui pembuluh darah dan memberikan insulin baik sebagai suntikan di bawah kulit atau ke dalam pembuluh darah.

Kadang-kadang penderita diabetes harus dirawat di rumah sakit untuk pemantauan ketat dan perawatan lanjutan sampai kadar keton menurun dan kadar insulin stabil.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?

2. Serangan jantung dan stroke

Bagi penderita diabetes, sesak napas bisa juga menjadi indikasi penyakit jantung.

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu bagi penderita diabetes.

Di mana, penderita diabetes dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke daripada yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Orang yang hidup dengan diabetes, bahkan dengan pemantauan yang ketat bisa mengalami lonjakan kadar gula darah.

Seiring waktu, peningkatan kadar glukosa darah ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, terutama pembuluh darah halus dan saraf di sekitar jantung.

Sesak napas bisa menjadi salah satu tanda pertama serangan jantung atau stroke.

Gejala lain yang mungkin dialami penderita diabetes saat mengalami serangan jantung atau stroke, termasuk:

  • Berkeringat
  • Gangguan pencernaan atau mual
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di lengan, rahang, dada, perut bagian atas, atau punggung
  • Kelopak mata turun atau senyum di satu sisi wajah
  • Bicara cadel

Salah satu dari gejala ini harus dievaluasi oleh dokter.

Karena orang yang hidup dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke, mengunjungi dokter secara teratur adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap, termasuk pembacaan tekanan darah, dan kemungkinan akan memesan tes laboratorium untuk meninjau kadar kolesterol dan gula darah Anda seperti tes hemoglobin A1C.

Dokter juga kemungkinan akan merekomendasikan obat resep untuk mengelola diabetes dan mencegah komplikasi penyakit jantung, seperti gagal jantung.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Stroke?

3. Koma diabetes

Orang yang menderita diabetes dapat memiliki glukosa darah tinggi (hiperglikemia) atau terlalu sedikit glukosa (hipoglikemia).

Dilansir dari Medical News Today, mirip dengan ketoasidosis, terlalu banyak atau terlalu sedikit glukosa dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan menyebabkan penderita mengalami sesak napas.

Gejala lain dari kondisi hiperglikemia dan hipoglikemia mungkin termasuk:

  • Mengantuk
  • Sakit perut
  • Mulut kering
  • Haus yang ekstrim
  • Gemetar atau lemah
  • Kebingungan

Tingkat gula darah yang sangat tinggi atau rendah dapat menyebabkan keadaan darurat yang mengancam jiwa yang disebut koma diabetes.

Koma diabetes terjadi ketika seseorang menjadi tidak sadar dan tidak responsif terhadap lingkungannya.

Untuk hipoglikemia, pengobatan awal adalah cairan melalui vena dan pemberian glukosa melalui vena.

Untuk hiperglikemia, pengobatan awal adalah pemberian cairan melalui vena dan pemberian insulin.

Pada hipoglikemia dan hiperglikemia, pasien dipantau secara ketat untuk jangka waktu tertentu dan mungkin dirawat di rumah sakit untuk observasi lebih dekat dan pencegahan episode berulang hipoglikemia atau hiperglikemia.

Setelah pengobatan awal selesai, pasien perlu menindaklanjuti dengan dokter untuk membuat strategi pencegahan hipoglikemia dan hiperglikemia, seperti:

  • Pemantauan ketat kadar glukosa
  • Memiliki tablet glukosa darurat yang tersedia
  • Memiliki identifikasi medis, seperti gelang khusus untuk keadaan darurat potensial

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?

4. Gagal ginjal

Orang yang hidup dengan diabetes berada pada risiko yang lebih tinggi dari kondisi yang dikenal sebagai nefropati atau dikenal sebagai penyakit ginjal.

Seiring waktu, diabetes dapat merusak kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dengan benar dan menyebabkan kerusakan signifikan pada ginjal.

Saat ginjal kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik, cairan dapat menumpuk di dalam tubuh dan kembali ke jantung dan paru-paru, sehingga menyebabkan sesak napas.

Gejala gagal ginjal lainnya termasuk:

  • Pembengkakan kaki, tangan, pergelangan kaki, dan mata
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, gatal terus-menerus, dan kelelahan

Penting untuk mengonsultasikan gejala-gejala ini ke dokter sesegera mungkin.

Dokter kemungkinan akan memesan tes laboratorium dan bahkan meminta pasien menemui ahli nefrologi, spesialis ginjal, untuk menentukan tingkat kerusakan ginjal.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Batu Ginjal?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau