KOMPAS.com – Tugas utama ginjal adalah membuang limbah dari darah dan mengembalikan darah yang sudah dibersihkan kembali ke tubuh.
Dengan demikian, gagal ginjal berarti ginjal tidak lagi mampu mengeluarkan limbah dan menjaga kadar cairan dan garam yang dibutuhkan tubuh.
Jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah, kondisi gagal ginjal bisa berbahaya, yakni sampai menganjam jiwa.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Melansir Better Health, salah satu penyebab gagal ginjal adalah penyakit diabetes melitus, suatu kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa (gula) darah yang tinggi.
Seiring waktu, kadar gula yang tinggi dalam darah dapat merusak jutaan unit penyaringan kecil di dalam setiap ginjal.
Di mana, tingginya gula darah bisa membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan kadar gula tersebut menjadi urine.
Jika kondisi ini dibiarkan terjadi dalam waktu lama, maka ginjal dapat mengalami kerusakan dan perlahan-lahan kehilangan fungsinya untuk menyaring limbah atau racun.
Kondisi inilah yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal.
Selain itu, penyakit diabetes juga dapat menimbulkan kerusakan saraf di dalam tubuh, termasuk dalam pengaturan kandung kemih.
Apabila tubuh sampai kesulitan mengosongkan kandung kemih, tekanan yang dihasilkan dari kandung kemih yang penuh alhasil bisa melukai ginjal dan berisiko mengembangkan infeksi.
Sekitar 20 hingga 30 persen penderita diabetes dilaporkan mengembangkan penyakit ginjal (nefropati diabetik), meskipun tidak semuanya akan berkembang menjadi gagal ginjal.
Baca juga: Bagaimana Kurang Minum Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?
Seseorang dengan penyakit diabetes memang menjadi lebih rentan terhadap nefropati entah mereka menggunakan insulin maupun tidak.
Tingginya risiko terkena nefropati diabetik ini berbanding lurus dengan lamanya waktu seseorang menderita diabetes.
Artinya, semakin lama seseorang menderita diabetes, maka kian besar juga peluangnya untuk terkena penyakit ginjal.
Nama lain untuk nefropati diabetik adalah glomerulosklerosis diabetik.