Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2021, 13:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Tidak ada yang benar-benar tahu apakah asma menjadi penyebab GERD, atau sebaliknya.

Ada beberapa alasan mengapa kedua kondisi tersebut terkait satu sama lain.

Pertama adalah bahwa batuk yang menyertai serangan asma dapat menyebabkan perubahan tekanan dada, yang dapat memicu refluks asam lambung.

Lalu ada fakta bahwa obat asma tertentu dapat melebarkan saluran udara, mengendurkan sfingter esofagus bawah dan menyebabkan refluks asam lambung.

Kedua, penyakit dapat memperburuk gejala yang lain. Mengobati GERD biasanya dapat membantu meredakan gejala asma juga.

Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui

10. Konsumsi makanan tertentu

Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah makanan tertentu dapat menyebabkan heartburn.

Jika Anda jarang mengalami heartburn, makanan biasanya tidak terkait dengan "serangan" ini.

Tetapi jika Anda mengalaminya secara berulang, Anda mungkin memperhatikan bahwa beberapa makanan atau hanya makan terlalu banyak tampaknya dapat menyebabkan heartburn.

Beberapa pilihan makanan dilaporkan dapat merangsang produksi asam lambung  dan beberapa mengendurkan sfingter esofagus bawah.

Biasanya, katup ini dapat menutup rapat untuk menyimpan makanan dan asam lambung di lambung Anda.

Jika kendur atau terbuka, makanan dan asam lambung pun bisa naik kembali ke kerongkongan dan Anda mungkin merasakan heartburn.

Berikut ini adalah contoh makanan yang bisa mengendurkan sfingter esofagus bawah: 

  • Makanan yang digoreng (berminyak)
  • Daging tinggi lemak
  • Mentega dan margarin
  • Mayones
  • Saus krim
  • Saus salad
  • Produk olahan susu
  • Cokelat
  • Permen
  • Minuman berkafein seperti minuman ringan, kopi, teh, dan kakao

Baca juga: 8 Makanan Penyebab Asam Lambung Naik

Sementara itu, berikut ini adalah makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan risiko teheartburn:

  • Minuman berkafein
  • Minuman berkarbonasi
  • Alkohol
  • Makanan pedas
  • Lada hitam
  • Buah jeruk
  • Jus tomat

11. Genetika

Dilansir dari WebMD, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada komponen genetik dalam banyak kasus GERD, yang kadang-kadang mungkin karena masalah otot atau struktural yang diwariskan di kerongkongan atau lambung.

Sebua studi menemukan bahwa variasi DNA yang disebut GNB3 C825T hadir di setiap partisipan studi dengan GERD, tetapi tidak ada pada kelompok kontrol yang tidak memiliki GERD.

Faktor genetik juga tampaknya memainkan peran besar dalam kerentanan pasien terhadap Barrett's esophagus, suatu kondisi prakanker yang disebabkan oleh refluks gastroesofageal yang sangat parah.

Baca juga: 5 Olahraga yang Baik untuk Penderita Asam Lambung

Sebuah studi menemukan bahwa GERD, Barrett's esophagus, dan kanker kerongkongan semuanya memiliki tumpang tindih genetik yang signifikan.

Para ilmuwan percaya bahwa mengembangkan GERD membutuhkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan, serta pilihan gaya hidup.

Tapi ingatlah, hanya karena orang tua atau saudara Anda menderita GERD tidak berarti Anda pasti menderitanya juga, meskipun risiko Anda meningkat untuk terkena gangguan kesehatan ini.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada komponen genetik sehingga diagnosis dan pengobatan GERD dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

12. Penyakit lain

Banyak orang dewasa mengalami heartburn dan siapa pun pada usia berapa pun dapat mengembangkan GERD.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena GERD:

  • Scleroderma adalah gangguan autoimun ini, di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, meningkatkan risiko GERD. Banyak orang dengan gangguan ini dilaporkan juga menderita GERD karena kerongkongan adalah organ yang paling sering terkena skleroderma
  • Asma, tapi sekali lagi, para ahli tidak yakin mana yang "ayam" atau mana yang "telur" dalam kaitannya dengan asma dan GERD, tetapi sebagian besar setuju bahwa ada hubungan di antara keduanya
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga menempatkan Anda pada risiko lebih tinggi terkena GERD, dan memiliki GERD dapat memperburuk gejala PPOK Anda
  • Diabetes, di mana penderita diabetes, terutama diabetes tipe 1, sering mengalami kondisi yang disebut gastroparesis. Kondisi ini ditandai dengan pengosongan lambung yang tertunda. Tekanan di dalam perut dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan refluks, membuat Anda lebih rentan terkena GERD
  • Penyakit Celiac sepertinya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena GERD. Penelitian telah menunjukkan bahwa diet bebas gluten secara signifikan dapat mengurangi gejala GERD. Tapi, para ahli tidak yakin apakah mengkonsumsi gluten menyebabkan GERD atau jika GERD merupakan kondisi terkait penyakit celiac. Terkadang GERD tidak terjadi sampai setelah seseorang didiagnosis menderita penyakit celiac, yang menunjukkan bahwa mungkin ada hal lain yang menyebabkannya

Baca juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau