KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, air fryer sangat populer di seluruh dunia.
Dalam iklannya, air fryer digadang-gadang dapat menjadi solusi bagi para pencinta gorengan yang takut mengonsumsi minyak.
Air fryer diklaim dapat membantu menurunkan kandungan lemak dari makanan yang digoreng, seperti kentang goreng, sayap ayam, tempura.
Namun, apakah klaim tersebut benar?
Merangkum dari Healthline, pada dasarnya air fryer adalah alat dapur populer yang digunakan untuk membuat makanan yang digoreng seperti daging, kue kering, dan keripik kentang.
Baca juga: 4 Bahaya Makan Gorengan Berlebihan untuk Kesehatan
Alat ini bekerja dengan mengedarkan udara panas di sekitar makanan sehingga bagian luar makanan tersebut menjadi renyah dan garing.
Melansir dari studi berjudul “Food Processing and Maillard Reaction Products: Effect on Human Health and Nutrition”, alat ini dapat menyebabkan reaksi kimia yang dikenal sebagai reaksi Maillard.
Reaksi Maillard adalah reaksi yang terjadi antara asam amino dan gula pereduksi karena adanya panas.
Reaksi ini dapat menyebabkan perubahan warna dan rasa makanan.
Makanan yang digoreng di air fryer disebut-sebut sebagai alternatif yang sehat untuk makanan yang digoreng berkat kandungan lemak dan kalori yang lebih rendah.
Beberapa merek mengeklaim bahwa menggunakan air fryer dapat membantu mengurangi kandungan lemak gorengan hingga 75 persen.
Hal ini karena air fryer membutuhkan minyak yang jauh lebih sedikit daripada penggorengan biasa.
Baca juga: 3 Alasan Gorengan Selalu Dianggap Makanan Tak Sehat
Sementara banyak resep masakan yang digoreng membutuhkan hingga 3 cangkir (750 ml) minyak, makanan yang digoreng dengan air fryer hanya membutuhkan sekitar 1 sendok makan (15 mL).
Ini berarti bahwa penggorengan menggunakan minyak 50 kali lebih banyak daripada menggoreng menggunakan air fryer.
Satu studi berjudul “A comparative study of the characteristics of French fries produced by deep fat frying and air frying” membandingkan karakteristik kentang goreng yang digoreng dengan air fryer dan minyak biasa.