Satu studi meneliti flora usus dari 41 pecandu alkohol dan membandingkannya dengan 10 orang sehat yang mengonsumsi sedikit alkohol.
Dysbiosis hadir pada 27 persen populasi alkoholik, tetapi tidak ada pada individu sehat yang sedikit mengonsumsi alkohol.
Studi lain membandingkan efek dari tiga jenis alkohol yang berbeda pada kesehatan usus.
Selama 20 hari, setiap individu mengkonsumsi 9,2 ons (272 ml) anggur merah.
Kemudian, kelompok lain dengan populasi yang sama mengonsumsi 3,4 ons (100 ml) gin setiap hari.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Usus dan Penyebabnya
Gin menurunkan jumlah bakteri usus yang menguntungkan, sedangkan anggur merah sebenarnya meningkatkan kelimpahan bakteri yang dikenal untuk meningkatkan kesehatan usus dan menurunkan jumlah bakteri usus berbahaya seperti Clostridium .
Efek menguntungkan dari konsumsi anggur merah moderat pada bakteri usus tampaknya karena kandungan polifenolnya.
Polifenol adalah senyawa tanaman yang lolos dari pencernaan dan dipecah oleh bakteri usus.
Kandungan ini juga dapat membantu mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kolesterol.
Antibiotik adalah obat penting yang digunakan untuk mengobati infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan.
Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegahnya berkembang biak dan telah menyelamatkan jutaan nyawa selama 80 tahun terakhir.
Namun, salah satu kelemahannya adalah mereka mempengaruhi bakteri baik dan jahat.
Faktanya, bahkan pengobatan antibiotik tunggal dapat menyebabkan perubahan berbahaya dalam komposisi dan keragaman flora usus.
Antibiotik biasanya menyebabkan penurunan jangka pendek pada bakteri menguntungkan, seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli, dan untuk sementara dapat meningkatkan bakteri berbahaya seperti Clostridium.
Baca juga: 15 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus
Namun, antibiotik juga dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada flora usus.
Setelah menyelesaikan dosis antibiotik, sebagian besar bakteri kembali setelah 1-4 minggu, tetapi jumlahnya sering tidak kembali ke tingkat sebelumnya.
Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa dosis tunggal antibiotik mengurangi keragaman Bacteroides, yakni salah satu kelompok bakteri yang paling dominan dan meningkatkan jumlah strain yang resisten.
Efek ini bertahan hingga dua tahun.
Aktivitas fisik secara sederhana didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang membakar energi.
Berjalan, berkebun, berenang, dan bersepeda adalah contoh aktivitas fisik.
Menjadi aktif secara fisik memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan, tingkat stres yang lebih rendah dan pengurangan risiko penyakit kronis.
Terlebih lagi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik juga dapat mengubah bakteri usus, meningkatkan kesehatan usus.
Tingkat kebugaran yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan kelimpahan butirat yang lebih besar, yakni asam lemak rantai pendek yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan, dan bakteri penghasil butirat.
Satu studi menemukan bahwa pemain rugby profesional memiliki flora usus yang lebih beragam dan dua kali jumlah keluarga bakteri, dibandingkan dengan kelompok terkontrol dengan ukuran tubuh, usia, dan jenis kelamin yang sama.
Baca juga: 3 Kesalahan yang Bisa Memperburuk Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
Selain itu, atlet memiliki tingkat Akkermansia yang lebih tinggi, yakni bakteri yang terbukti memainkan peran penting dalam kesehatan metabolisme dan pencegahan obesitas.
Hasil serupa telah dilaporkan pada wanita.
Sebuah studi membandingkan flora usus dari 19 wanita yang aktif secara fisik dengan 21 wanita yang tidak aktif.
Wanita aktif memiliki lebih banyak bakteri yang meningkatkan kesehatan, termasuk Bifidobacterium dan Akkermansia.