Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2021, 17:06 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com Keju adalah sumber kalsium dan protein yang baik, tetapi juga mengandung lemak jenuh dan natrium yang tinggi.

Haruskah kita makan lebih banyak keju atau lebih sedikit?

Keju merupakan salah satu makanan yang cukup populer di seluruh dunia.

Keju biasanya dikonsumsi bersama roti atau beberapa masakan lain yang berasal dari wilayah Barat.

Beberapa orang menghindari keju susu karena beberapa alasan tertentu, seperti alergi susu atau intoleransi laktosa, sedang menjalani diet penurunan berat badan, atau sebagai bagian dari pola makan vegan.

Baca juga: 7 Makanan Sumber Protein Tinggi, Bukan Hanya Susu

Keju menawarkan sejumlah manfaat bagi kesehatan.

Melansir dari Medical News Today, keju merupakan sumber kalsium yang baik.

Kalsium merupakan nutrisi utama untuk kesehatan tulang dan gigi, pembekuan darah, penyembuhan luka, dan menjaga tekanan darah normal.

Pria dan wanita berusia 19 hingga 50 tahun harus mengonsumsi 1.000 mg kalsium sehari.

Sementara itu, satu ons keju cheddar menyediakan 20 persen dari kebutuhan harian ini.

Namun, keju juga bisa tinggi kalori, natrium, dan lemak jenuh.

Pemecahan makronutrien dalam keju apa pun dapat sangat bervariasi, tergantung pada jenisnya.

Satu ons (28 g) satu merek olesan keju krim cheddar mengandung nutrisi berikut.

  • 80 kalori
  • 7 g lemak, termasuk 5 g asam lemak jenuh
  • 1 gram karbohidrat
  • 0 gram protein
  • 150 miligram (mg) kalsium
  • 750 unit internasional (IU) vitamin A
  • 15 mg kolesterol
  • 380 mg natrium

Baca juga: Benarkah Minum Susu Murni Lebih Sehat daripada Susu Pasteurisasi?

Sementara itu, satu ons (28 g) satu merek keju cheddar balok mengandung nutrisi berikut.

  • 120 kalori
  • 10 g lemak, termasuk 6 g asam lemak jenuh
  • 0 gram karbohidrat
  • 7 gram protein
  • 200 mg kalsium
  • 400 unit internasional (IU) vitamin A
  • 30 mg kolesterol
  • 190 mg natrium

Produk rasa keju tidak memiliki nilai gizi yang sama dan lebih cenderung tinggi sodium.

Namun, keju juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Kesehatan tulang

Kandungan kalsium, protein, magnesium, seng, dan vitamin A, D, dan K dari keju baik untuk perkembangan tulang yang sehat pada anak-anak dan remaja.

Selain itu, kalsium dalam keju juga baik untuk pencegahan osteoporosis.

2. Kesehatan gigi

Keju dapat meningkatkan kesehatan gigi.

Kalsium memainkan peran penting dalam pembentukan gigi dan keju adalah sumber kalsium yang baik.

Selain itu, setidaknya satu penelitian telah menunjukkan bahwa makan keju dapat meningkatkan tingkat pH pada plak gigi, menawarkan perlindungan terhadap gigi berlubang.

Baca juga: Cara Mudah Atasi Alergi Susu Sapi Pada Anak

3. Tekanan darah

Statistik menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak keju memiliki tekanan darah lebih rendah, meskipun beberapa keju kaya akan lemak dan natrium.

Kalsium dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Keju rendah lemak dan rendah sodium sangat direkomendasikan.

Beberapa di antaranya adalah keju cottage, keju ricotta, parmesan, feta, keju kambing, dan keju krim rendah lemak.

4. Pembuluh darah yang sehat

Beberapa keju mengandung kadar kolesterol dan natrium yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka dapat menyebabkan masalah kardiovaskular.

Namun, pada tahun 2014, para peneliti menyimpulkan bahwa produk susu bisa menjadi sumber antioksidan glutathione yang baik.

Antioksidan ini sangat penting untuk kesehatan otak untuk mencegah degenerasi saraf yang berkaitan dengan usia.

Baca juga: Cara Tepat Menyiapkan Susu Formula untuk Si Kecil

Pada tahun 2016, para ilmuwan juga menemukan bahwa sifat antioksidan keju dapat melindungi tubuh terhadap efek negatif natrium, setidaknya, dalam jangka pendek.

Dalam studi tersebut, pembuluh darah partisipan yang mengonsumsi keju susu berfungsi lebih baik.

5. Mikrobiota usus dan kolesterol

Sebagai makanan fermentasi, keju dapat membantu meningkatkan bakteri usus yang sehat.

Ini bisa memiliki efek positif pada kadar kolesterol darah, menurut sebuah penelitian kecil yang diterbitkan pada tahun 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com