KOMPAS.com - Penyakit Peyronie adalah kondisi non-kanker yang dihasilkan dari pembentukan plak fibrosa atau jaringan parut di sepanjang batang penis.
Melansir Mayo Clinic, penyebab penyakit Peyronie tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sejumlah faktor tampaknya terlibat.
Diperkirakan penyakit Peyronie pada umumnya merupakan hasil dari cedera berulang pada penis.
Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari
Misalnya, penis mungkin rusak saat berhubungan seks, aktivitas atletik, atau akibat kecelakaan. Namun, paling sering, tidak ada trauma spesifik pada penis yang diingat.
Selama proses penyembuhan setelah cedera pada penis, jaringan parut dapat terbentuk secara tidak teratur.
Perawatan dini pernyakit Peyronie segera setelah mengembangkan kondisi dapat mencegahnya menjadi lebih buruk atau bahkan memperbaiki gejala.
Bahkan jika pria sudah memiliki kondisi tersebut untuk beberapa waktu, pengobatan bisa membantu memperbaiki gejala yang mengganggu.
Oleh sebab itu, gejala penyakit peyronie penting untuk dikenali.
Dilansir dari Very Well Health, sebagian besar gejala utama penyakit Peyronie adalah fisik.
Namun, perubahan ereksi pria tetap saja dapat menyebabkan disfungsi seksual atau masalah psikologis.
Berikut adalah gejala penyakit peyronie yang umum terjadi:
1. Jaringan parut atau plak di bawah lapisan kulit penis
Jaringan parut yang terkait dengan penyakit Peyronie (disebut plak tetapi berbeda dari plak yang dapat menumpuk di pembuluh darah) dapat dirasakan di bawah kulit penis sebagai benjolan atau jaringan keras.
Baca juga: 12 Penyebab Penis Sakit dan Cara Mengobatinya
2. Penis bengkok
Sejauh ini, penis bengkok atau melengkung adalah gejala penyakit Peyronie yang paling umum.
Lekukan penis disebabkan oleh pertumbuhan plak atau bekas luka di jaringan fibrosa yang mengelilingi selubuhg karet jaringan di bawah kulit penis (tunica albuginea).
Area yang mengeras ini menjadi kurang fleksibel, dan penis akan menekuk ke arah area tersebut saat ereksi.
Tingkat kelengkungan penis tergantung pada jumlah, posisi, dan ukuran plak.
3. Nyeri saat ereksi
Nyeri selama ereksi dan hubungan seksual tidak jarang terjadi pada tahap awal penyakit Peyronie.
Baca juga: Penis Jarang Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari, Normalkah?
Rasa sakit ini biasanya berkurang seiring waktu, karena jaringan parut di penis menjadi stabil.
Rasa sakit pada umumnya akan hilang selama setahun untuk banyak orang, dan kelengkungan juga akan stabil setelah periode waktu itu.
4. Kesulitan dengan ereksi dan seks
Sering kali penyakit Peyronie menyebabkan kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
Disfungsi ereksi mungkin akibat rasa sakit atau disebabkan oleh kelainan bentuk penis.
Masalah dengan seks dapat terjadi jika penis menjadi bengkok sehingga membuat penetrasi sulit dicapai atau menyakitkan, baik untuk orang dengan Peyronie atau pasangan seksualnya.
Masalah dengan sek mungkin juga merupakan hasil dari perubahan citra diri dan tanda-tanda stres lainnya.
Jaringan parut yang berkembang di kedua sisi penis dapat menyebabkan penis menjadi lebih pendek.
Baca juga: Beredar 7 Cara Membesarkan Penis, Bagaimana Efek Sampingnya?
Penis memendek lebih mungkin terjadi jika ada jaringan parut yang luas.
6. Deformitas penis lainnya
Pada beberapa pria dengan penyakit Peyronie, penis yang ereksi mungkin juga akan tampak menyempit atau bahkan penampilannya menjadi seperti jam pasir (sempit di tengah pada batang penis).
Jika Anda menemui tanda atau gejala penyakit Peyronie, sebaiknya seseralah temui dokter.
Perawatan dini memberi Anda kesempatan terbaik untuk memperbaiki kondisi atau mencegahnya menjadi lebih buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.