Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Susah Kentut dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 27/07/2021, 12:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Tidak bisa kentut atau susah kentut bisa membuat perut terasa begah dan nyeri tak nyaman.

Penyebab kondisi tersebut dipengaruhi gas yang menumpuk dan tertahan di saluran pencernaan.

Perlu diketahui, kentut adalah bagian penting dari proses membuang kelebihan gas dari sistem pencernaan.

Baca juga: Kenapa Saat Haid Perut Rentan Sakit, Kembung, dan Sering Kentut?

Kondisi dan penyakit tertentu dapat menyebabkan seseorang susah kentut atau tidak bisa kentut.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab tidak bisa kentut dan cara mengatasinya:

1. Sembelit

Sembelit atau konstipasi merupakan penyebab utama seseorang tidak bisa kentut dengan lancar.

Melansir Web MD, gas pada kentut bisa terbentuk di usus besar saat bakteri mencerna karbohidrat dalam kotoran.

Dalam kondisi sembelit, gas kentut tersebut jadi susah melewati usus besar. Kondisi ini rentan bikin penderitanya kembung dan merasa tidak nyaman.

Cara agar lebih mudah kentut saat sembelit sebenarnya bisa diatasi dengan obat-obatan dari dokter.

Selain itu, Anda juga bisa mengikuti diet makanan tertentu seperti susu, kacang-kacangan, dan buah-buahan yang bisa meningkatkan produksi gas di dalam perut.

Di antaranya apel, aprikot, kacang polong, kedelai, kembang kol, bawang putih, eks krim, susu, buah pir, serta gandum.

Saat sembelit, hindari makanan yang bisa memberikan bahan bakar bagi bakteri di perut tersebut.

Namun, jangan lupakan asupan serat agar kelancaran pencernaan tetap terjaga. Anda juga disarankan untuk minum jahe.

Rempah-rempahan ini dapat mempercepat pergerakan makanan melalui usus. Sehingga, bisa meredakan kembung dan membantu merangsang kentut.

Baca juga: Kentut Bau Bisa Jadi Tanda Penyakit Apa?

2. Usus buntu

Dilansir dari Everyday Health, sakit perut sebelah kanan merupakan salah satu gejala usus buntu yang paling umum.

Tak hanya sakit perut sebelah kanan, penderita radang usus buntu (apendisitis) juga mengalami susah atau tidak bisa kentut.

Selain tanda-tanda di atas, gejala usus buntu yang lain di antaranya sembelit, muntah, dan demam.

Radang usus buntu kerap menyerang remaja atau orang berusia 20 tahunan.

Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini diidap orang berusia mapan atau kalangan lanjut usia.

Radang usus buntu perlu mendapat penanganan medis sebelum pecah agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan serius.

Baca juga: Kentut dari Vagina, Normal atau Tidak?

3. Ileus

Penyebab susah kentut lainnya kemungkinan berasal dari ileus. Melansir Healthline, ileus adalah kondisi saat usus minim pergerakan, sehingga makanan jadi menumpuk di usus.

Kondisi ini bisa terjadi saat ada masalah otot atau saraf yang terhubung dengan usus. Ileus dapat menyebabkan makanan, cairan, dan gas di usus tersumbat.

Gejala ileus di antaranya tidak bisa kentut, sakit perut, kehilangan nafsu makan, sembelit, perut bengkak, mual, dan muntah.

Ileus jamak dialami orang yang baru dioperasi, karena efek samping penggunaan obat tertentu.

Namun, ada juga ileus yang disebabkan penyakit seperti kanker usus, penyakit autoimun crohn, parkinson, dan intususepsi.

Kondisi medis tertentu seperti ketidakseimbangan elektrolit, trauma usus, penurunan berat badan dengan cepat, dan penuaan juga bisa memicu ileus.
Ileus tak boleh diabaikan. Tanpa perawatan, ileus bisa membuat dinding usus berlubang.

Kondisi ini rentan menyebabkan isi usus yang banyak mengandung bakteri bocor ke bagian tubuh lainnya.

Apabila Anda mendapati gejala ileus, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Baca juga: Kentut Terus-menerus Tanda Kondisi Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com