KOMPAS.com - Demam merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau adanya kondisi lain pada tubuh.
Seseorang dikatakan demam ketika suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celcius.
Untuk mengatasi demam, kebanyakan orang mengonsumsi obat penurun panas. Meski begitu, tidak sedikit pula yang enggan mengonsumsi obat.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Demam Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Bagi orang yang enggan mengonsumsi obat, kompres demam menjadi salah satu alternatif yang digunakan.
Memberikan kompres saat sedang demam bisa jadi salah satu cara membuat tubuh lebih nyaman.
Namun, banyak orang dibingungkan sebaiknya harus melakukan kompres panas atau dingin?
Selama ini masih banyak yang salah kaprah dalam memberikan kompres baik pada anak maupun orang dewasa yang sedang demam.
Sebelum menjawab manakah kompres yang terbaik dilakukan saat demam, ada baiknya kita mengetahui bagaimana demam terjadi.
Di pusat otak, ada hipotalamus yang bertugas mengatur suhu tubuh. Ketika ada infeksi virus atau bakteri, maka sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan menaikkan suhu tubuh.
Tujuannya, agar virus atau bakteri tidak bisa bertahan dalam tubuh.
Ketika sedang demam tinggi bahkan sampai menggigil, sebenarnya tubuh sedang “berperang” melawan virus atau bakteri.
Jadi, demam adalah hal yang baik untuk tubuh, asalkan jangan terlalu tinggi.
Namun seringkali, orang yang sedang menderita demam tidak merasa nyaman. Bahkan, penderita demam bisa merasa lemas hingga tak kuasa beraktivitas.
Pertanyaannya kemudian adalah mana yang benar, memberikan kompres panas atau kompres dingin saat seseorang demam?
Jawabannya adalah kompres panas.
Baca juga: Cara Menurunkan Demam pada Bayi