Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2021, 12:02 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Madu telah digunakan sebagai obat alami dalam budaya di seluruh dunia selama berabad-abad.

Hal ini disebabkan, madu memiliki sifat antioksidan yang melawan peradangan dan meningkatkan kekebalan.

Banyak orang mengonsumsi madu karena kemampuannya untuk meredakan sakit tenggorokan dan meredakan batuk.

Madu juga merupakan obat rumahan untuk gejala alergi.

Melansir dari Healthline, asma dan alergi adalah kondisi terkait, tetapi ada beberapa perbedaan penting.

Jika Anda alergi terhadap hal-hal di lingkungan, seperti serbuk sari dan debu, tubuh Anda menghasilkan antibodi sebagai respons.

Baca juga: Alasan Bayi Tak Boleh Diberi Madu

Antibodi tersebut menyebabkan produksi bahan kimia, seperti histamin.

Histamin dapat menyebabkan hidung tersumbat, bersin-bersin, mata berair, gatal-gatal, batuk, dan reaksi alergi lainnya.

Antibodi yang sama juga dapat memicu serangan asma.

Namun tidak seperti alergi, asma adalah masalah yang dialami jauh di dalam paru-paru dan saluran udara bagian atas.

Ini adalah masalah kesehatan yang lebih serius daripada alergi lingkungan.

Aktivitas ringan dapat menyebabkan serangan asma pada beberapa orang.

Apabila tidak diobati, asma dapat mengancam jiwa.

Dapatkan madu mengobati asma?

Madu cukup efektif untuk meredakan batuk pada malam hari.

Suatu bentuk asma malam hari, yang disebut asma nokturnal, dapat menyebabkan batuk, mengi, dan sesak dada.

Gejala-gejala ini dapat mengganggu tidur Anda.

Para peneliti di UCLA menyarankan untuk mengonsumsi 2 sendok teh madu sebelum tidur.

Manisnya madu dipercaya dapat memicu kelenjar ludah untuk memproduksi lebih banyak air liur.

Ini dapat melumasi saluran udara sehingga meredakan batuk Anda.

Madu juga dapat mengurangi peradangan pada saluran bronkial (saluran udara di dalam paru-paru) dan membantu memecah lendir yang membuat Anda sulit bernapas.

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Madu?

Anda bisa meminum campuran satu sendok teh madu bersama 200 lm air hangat dua hingga tiga kali dalam sehari.

Selain itu, Anda juga bisa mencampur 1/2 sendok teh bubuk kayu manis dengan satu sendok teh madu dan diminum sebelum tidur.

Madu dan kayu manis dapat membantu menghilangkan dahak dari tenggorokan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Jika Anda ingin minuman yang segar, Anda bisa mengonsumsi campuran perasan 1/2 lemon, segelas air hangat, dan 1 sendok teh madu.

Jus lemon memiliki antioksidan yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan dapat membantu membersihkan lendir.

Penelitian tentang khasiat madu untuk mengobati asma

Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di seluruh dunia yang mencoba membuktikan nilai terapeutik madu dalam mengobati asma dan banyak kondisi lainnya.

Satu studi membandingkan madu dengan dekstrometorfan, bahan utama dalam sebagian besar pereda batuk.

Madu menjadi yang teratas dalam mengurangi keparahan dan frekuensi batuk malam hari.

Studi lain melihat efek madu dan beberapa terapi obat lainnya terhadap asma.

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Minum Madu?

Studi ini menemukan bahwa madu lebih efektif daripada terapi obat lainnya.

Satu studi hewan menguji madu aerosol sebagai pengobatan asma untuk kelinci.

Studi ini memiliki hasil positif, tetapi masih perlu diuji pada manusia.

Kemungkinan efek samping

Salah satu kekhawatiran terbesar mengonsumsi madu adalah risiko reaksi alergi.

Jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap sengatan lebah atau serbuk sari, Anda mungkin harus menghindari madu dalam bentuk apa pun.

Alergi madu dapat menghasilkan gejala seperti:

  • batuk
  • kesulitan menelan
  • gatal
  • bengkak di bawah kulit
  • mengi
  • sulit bernafas

Bagi sebagian besar orang, madu yang dikonsumsi dalam dosis kecil hingga sedang cukup aman.

Jika Anda memiliki kondisi jantung atau gangguan pencernaan, Anda harus berbicara dengan dokter Anda sebelum mencoba madu.

Baca juga: Minum Madu untuk Gemukkan Badan, Begini Baiknya...

Hal yang sama berlaku jika Anda menggunakan antibiotik atau obat untuk jantung atau sistem saraf Anda.

Anak-anak di bawah usia 12 bulan tidak boleh diberikan madu.

Risiko botulisme sangat serius pada bayi.

Selain itu, jika Anda menderita diabetes, ketahuilah bahwa madu dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau