Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haruskah Penyintas Covid-19 Menunggu 3 Bulan untuk Divaksin?

Kompas.com - 03/08/2021, 15:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Hal ini disebabkan, tidak ada vaksin yang memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap tubuh meskipun memang terbukti efektif melindungi tubuh.

Untuk SARS-CoV-2, sebuah studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine melaporkan dua kasus Covid-19 setelah vaksinasi, dengan keduanya menunjukkan gejala ringan yang sembuh dalam waktu satu minggu.

Selain itu, studi lain dari Universitas Stanford mengungkapkan, 189 orang terinfeksi Covid-19 dari 22.729 petugas kesehatan yang telah divaksin, tetapi beberapa di antaranya dikaitkan dengan vaksinasi parsial.

Vaksinasi mungkin akan membuat gejala Covid-19 tidak terlalu parah jika infeksi seperti itu terjadi.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk infeksi ini.

Respons imun manusia dikodekan dalam DNA kita dan bervariasi pada tiap orang.

Keragaman ini membantu kita untuk menanggapi berbagai kuman.

Baca juga: Ibu Menyusui Jangan Ragu Vaksin Covid-19, Kenali Manfaatnya...

Namun, efektivitas tanggapan ini juga bervariasi dan bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk kesehatan yang buruk, kondisi medis, atau usia.

Sistem kekebalan yang menua tidak merespons antigen (zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan memproduksi antibodi untuk melawannya) dan sistem kekebalan yang lebih baru.

Untuk satu vaksin, ada perbedaan terukur dalam konsentrasi antibodi penetralisir pada orang tua dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda.

Beberapa peserta lanjut usia tidak memiliki antibodi penawar sama sekali setelah kedua dosis vaksin.

Alasan lain untuk infeksi ini adalah karena varian virus yang lolos dari deteksi kekebalan dan berkembang bahkan pada orang yang divaksinasi.

Sebuah virus, terutama “virus RNA” seperti SARS-CoV-2, diperkirakan akan bermutasi dan memunculkan varian, beberapa di antaranya mungkin lebih mudah menular.
V

arian ini mungkin juga kurang lebih efektif dinetralisir oleh sistem kekebalan karena mutasi dapat mengubah bagian virus yang dikenali oleh antibodi dan sel T.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com