Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2021, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyebab GERD yang umum terjadi penting dikenali untuk membantu mencari tahu pengobatan terbaik atas penyakit ini.

GERD adalah singkatan dari gastroesophageal reflux disease.

GERD merupakan bentuk kronis dari refluks asam lambung atau naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

GERD dapat didiagnosis ketika refluks asam lambung terjadi lebih dari dua kali seminggu atau menyebabkan peradangan di kerongkongan.

Merangkum Mayo Clinic, GERD adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.

Tanpa pengobatan, GERD dapat menimbulkan efek serius.

Kerusakan kerongkongan jangka panjang yang disebabkan oleh GERD bisa menyebabkan kanker esfofagus.

Nyeri akibat GERD mungkin tidak dapat dihilangkan dengan antasida atau obat bebas lainnya.

Gejala GERD yang dapat dikenali di antaranya, yakni:

  • Bau mulut
  • Kerusakan email gigi karena asam berlebih
  • Heartburn atau rasa terbakar di dada
  • Merasa seperti isi perut kembali ke tenggorokan atau mulut (regurgitasi)
  • Nyeri dada
  • Batuk kering terus menerus
  • Asma
  • Kesulitan menelan

Jika Anda sering menderita kondisi yang dicurigai sebagai gejala GERD, penting untuk dapat berkonsultasi dengan dokter.

Dokter bisa membantu Anda menemukan penyebab GERD Anda dan memberikan pengobatan terbaik.

Baca juga: 12 Gejala GERD pada Bayi dan Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab umum GERD

Dilansir dari Very Well Health, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab GERD.

Terkadang penyebab GERD bisa kompleks dan melibatkan banyak faktor.

Berikut adalah beberapa penyebab GERD yang umum terjadi:

1. Kerusakan sfingter esofagus bawah 

Pada kebanyakan penderita, refluks asam lambung dapat terjadi karena otot di bagian bawah kerngkongan (sfingter esofagus bawah) yang bertindak sebagai pintu gerbang ke lambung menjadi lemah atau kendur.

Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung

Jika lemah atau kendu, sfingter esofagus bawah tidak akan menutup sepenuhnya setelah makanan masuk ke lambung Anda. Asam lambung kemudian dapat kembali naik ke kerongkongan.

Lapisan kerongkongan tidak sama dengan lambung dan tidak mampu mengatasi asam juga, sehingga mudah terluka.

Refluks asam ke kerongkongan inilah yang akan menghasilkan gejala dan potensi kerusakan padanya.

Terkadang malfungsi ini bersifat struktural, tetapi makanan dan minuman tertentu, obat-obatan, dan faktor lain dapat melemahkan sfingter esofagus bawah dan merusak fungsinya.

2. Obesitas

Menjadi gemuk dapat meningkatkan tekanan pada lambung Anda, membuat gejala GERD lebih buruk.

Hubungan yang tepat antara GERD dan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obesitas dianggap sebagai penyebab potensial dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

3. Efek samping obat-obatan

Ada berbagai obat yang dapat memengaruhi risiko GERD dan memperburuk gejala.

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menimbulkan efek samping di saluran gastrointestinal (lambung dan usus) saat diminum.

Obat-obatan ini biasanya dikaitkan dengan penyebab tukak lambung dan juga dapat memperburuk heartburn dan iritasi esofagus, mungkin dengan melemahkan atau merelaksasi sfingter esofagus bawah.

Pada orang yang sudah menderita GERD, obat-obatan ini dapat meningkatkan keparahan gejala. Sementara pada orang yang tidak menderita GERD, penggunaan NSAID jangka panjang dapat berkontribusi untuk mengembangkan GERD

Obat resep tertentu juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala GERD.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mulai mengalami gejala apa pun saat menjalani pengobatan.

Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Sendi, Bukan Melulu Karena Radang Sendi

Berikut adalah beberapa penyebab umum:

Berikut adalah beberapa obat yang umum menjadi penyebab GERD

  • Calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis kalsium adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
  • Antikolinergik adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran kemih, alergi, dan glaukoma
  • Beta-adrenergic agonists yang digunakan untuk asma dan penyakit paru obstruktif
  • Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, Tofranil (imipramine), dan Pamelor (nortriptyline) yang digunakan untuk meredakan gejala depresi, bipolar, atau distimia
  • Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk alergi
  • Obat penghilang rasa sakit resep seperti kodein dan obat-obatan yang mengandung asetaminofen dan hidrokodon
  • Progesteron
  • Quinidine, yakni obat antimalaria yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung dan malaria
  • Obat penenang dan benzodiazepin, seperti Valium (diazepam)
  • Teofilin adalah obat yang digunakan dalam bronkodilator untuk asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru-paru lainnya
  • Diazepam yang digunakan untuk mengobati kejang
  • Dopamin yang digunakan pada penyakit Parkinson
  • Bifosfonat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis
  • Antibiotik, seperti tetrasiklin
  • Suplemen kalium
  • Suplemen zat besi

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi

4. Merokok

Merokok atau menghirup asap rokok juga dianggap sebagai penyebab dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD.

Ada banyak cara merokok dapat menyebabkan heartburn, seperti mengurangi jumlah air liur yang Anda hasilkan, menyebabkan perut Anda kosong lebih lambat, dan memproduksi lebih banyak asam lambung.

Berhenti merokok mungkin adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala atau menurunkan risiko terkena refluks asam lambung berulang.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

5. Hernia hiatus

Hernia hiatus atau hernia hiatal terjadi ketika bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus).

Kondisi ini dapat menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bawah yang bisa menyebabkan refluks asam lambung.

Hernia hiatus dapat terjadi pada orang dari segala usia. Tapi, kebanyakan terjadi pada kelompok lanjut usia (lansia).

6. Gangguan fungsi perut

Seseorang yang menderita GERD mungkin memiliki fungsi saraf atau otot yang tidak normal di perut yang pada gilirannya dapat menyebabkan makanan dicerna terlalu lambat.

Hal ini menyebabkan penundaan perut mengosongkan isinya, meningkatkan tekanan di dalamnya dan meningkatkan risiko refluks asam lambung.

7. Abnormalitas motilitas

Dalam pencernaan normal, makanan dipindahkan melalui saluran pencernaan dengan kontraksi berirama yang disebut peristaltik.

Jika Anda menderita kelainan motilitas pencernaan, kontraksi ini bisa tidak berjalan secara normal.

Kelainan ini dapat disebabkan oleh salah satu dari dua penyebab, yakni:

  • Masalah di dalam otot itu sendiri
  • Masalah dengan saraf atau hormon yang mengontrol kontraksi otot

Masalah peristaltik di kerongkongan sering terjadi pada GERD, meskipun tidak jelas apakah kejadian tersebut merupakan penyebab atau akibat dari efek jangka panjang GERD.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Penderita GERD

8. Kehamilan

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat mengendurkan sfingter esofagus wanita yang dapat memicu refluks asam lambung berulang.

Ditambah lagi, perut wanita hamil yang membesar dapatt memberi lebih banyak tekanan pada lambung.

Oleh karena itu, cukup normal bagi wanita hamil untuk mengalami heartburn akibat GERD.

9. Asma

Lebih dari 75 persen penderita asma diyakini juga menderita GERD.

Tidak ada yang benar-benar tahu apakah asma menjadi penyebab GERD, atau sebaliknya.

Baca juga: Gejala Asma Bisa Kambuh Karena Udara Dingin, Begini Solusinya

Ada beberapa alasan mengapa kedua kondisi tersebut terkait satu sama lain.

Pertama adalah bahwa batuk yang menyertai serangan asma dapat menyebabkan perubahan tekanan dada, yang dapat memicu refluks asam lambung.

Lalu ada fakta bahwa obat asma tertentu dapat melebarkan saluran udara, mengendurkan sfingter esofagus bawah dan menyebabkan refluks asam lambung.

Kedua, penyakit dapat memperburuk gejala yang lain. Mengobati GERD biasanya dapat membantu meredakan gejala asma juga.

10. Konsumsi makanan tertentu

Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah makanan tertentu dapat menyebabkan heartburn.

Jika Anda jarang mengalami heartburn, makanan biasanya tidak terkait dengan "serangan" ini.

Tetapi jika Anda mengalaminya secara berulang, Anda mungkin memperhatikan bahwa beberapa makanan atau hanya makan terlalu banyak tampaknya dapat menyebabkan heartburn.

Beberapa pilihan makanan dilaporkan dapat merangsang produksi asam lambung dan beberapa mengendurkan sfingter esofagus bawah.

Baca juga: 8 Makanan Penyebab Asam Lambung Naik

Biasanya, katup ini dapat menutup rapat untuk menyimpan makanan dan asam lambung di lambung Anda.

Jika kendur atau terbuka, makanan dan asam lambung pun bisa naik kembali ke kerongkongan dan Anda mungkin merasakan heartburn.

Berikut ini adalah contoh makanan yang bisa mengendurkan sfingter esofagus bawah:

  • Makanan yang digoreng (berminyak)
  • Daging tinggi lemak
  • Mentega dan margarin
  • Mayones
  • Saus krim
  • Saus salad
  • Produk olahan susu
  • Cokelat
  • Permen
  • Minuman berkafein seperti minuman ringan, kopi, teh, dan kakao

Sementara itu, berikut ini adalah makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan risiko heartburn:

  • Minuman berkafein
  • Minuman berkarbonasi
  • Alkohol
  • Makanan pedas
  • Lada hitam
  • Buah jeruk
  • Jus tomat

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Bagaimana dengan genetika?

Genetika mungkin juga dapat memengaruhi perkembangan GERD pada seseorang.

Dilansir dari WebMD, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada komponen genetik dalam banyak kasus GERD, yang kadang-kadang mungkin karena masalah otot atau struktural yang diwariskan di kerongkongan atau lambung.

Sebuah studi menemukan bahwa variasi DNA yang disebut GNB3 C825T hadir di setiap partisipan studi dengan GERD, tetapi tidak ada pada kelompok kontrol yang tidak memiliki GERD.

Faktor genetik juga tampaknya memainkan peran besar dalam kerentanan pasien terhadap Barrett's esophagus, suatu kondisi prakanker yang disebabkan oleh refluks gastroesofageal yang sangat parah.

Sebuah studi menemukan bahwa GERD, Barrett's esophagus, dan kanker kerongkongan semuanya memiliki tumpang tindih genetik yang signifikan.

Para ilmuwan percaya bahwa mengembangkan GERD membutuhkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan, serta pilihan gaya hidup.

Tapi ingatlah, hanya karena orang tua atau saudara Anda menderita GERD tidak berarti Anda pasti menderitanya juga, meskipun risiko Anda meningkat untuk terkena gangguan kesehatan ini.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada komponen genetik sehingga diagnosis dan pengobatan GERD dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

Baca juga: Penyebab Asam Lambung Sering Naik di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau