Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Depresi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 18/08/2021, 06:01 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comDepresi lebih dari sekadar kesedihan dan bisa menjadi penyakit yang serius dan berpotensi mengancam jiwa.

Anak-anak yang sangat kecil dapat mengalami depresi sehingga orang tua dan pengasuh harus menangani kondisi ini dengan serius.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 3,2 persen anak-anak berusia antara 3 dan 17 tahun di Amerika Serikat memiliki diagnosis depresi.

Selain itu, studi tahun 2018 menekankan bahwa depresi kurang terdiagnosis pada anak-anak dan hanya 50 persen remaja yang depresi menerima diagnosis sebelum dewasa.

Baca juga: Kopi Bantu Ringankan Gejala Depresi, Kok Bisa?

Jumlah kasus bunuh diri pada anak-anak dalam dua dekade ini mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda depresi pada anak sangat penting agar mereka mendapatkan penanganan sejak dini.

Tanda-tanda depresi pada anak

Melanisir dari Medical News Today, anak-anak dengan depresi mungkin merasa sedih atau putus asa.

Depresi, bagaimana pun, lebih dari sekadar kesedihan.

Depresi dapat memengaruhi banyak aspek perilaku atau suasana hati anak.

Anak kecil mungkin mengeluhkan gejala fisik, seperti sering sakit perut, bukannya sakit emosional.

Mereka mungkin juga takut berpisah dari orang tua mereka, memiliki masalah perilaku, atau tampak gelisah.

Beberapa gejala depresi masa kanak-kanak lainnya meliputi:

  • kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati anak
  • penarikan diri
  • motivasi rendah
  • perubahan kebiasaan tidur, seperti tidur sangat sedikit atau terlalu banyak
  • perubahan kebiasaan makan, seperti makan berlebihan atau tidak cukup makan
  • melarikan diri
  • memiliki pikiran atau berbicara tentang bunuh diri
  • minat pada kematian
  • memberikan sesuatu
  • merasa putus asa
  • rendah diri
  • kesulitan berkonsentrasi
  • masalah baru atau memburuk di sekolah, dengan saudara kandung atau teman
  • penggunaan alkohol atau obat-obatan, terutama di kalangan remaja

Baca juga: Jangan Disepelekan, Kenali Gejala Depresi karena Patah Hati

Penyebab depresi pada anak-anak

Melansir dari WebMD, pada dasarnya, Penyebab depresi pada masa kanak-kanak tidak diketahui.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kombinasi faktor yang berhubungan dengan kesehatan fisik, peristiwa kehidupan, riwayat keluarga, lingkungan, kerentanan genetik, dan gangguan biokimia.

Kemungkinan depresi tertinggi dialami anak-anak yang memiliki beberapa faktor risiko.

Beberapa faktor risiko depresi pada anak antara lain sebagi berikut.

  • menjadi perempuan
  • riwayat keluarga depresi
  • dilahirkan dari seorang ibu yang berusia kurang dari 18 tahun
  • riwayat stres atau trauma, termasuk konflik antara orang tua atau pengasuh anak
  • masalah tidur
  • masalah medis, terutama penyakit kronis, seperti asma
  • kelebihan berat badan atau obesitas
  • berpikir negatif
  • hubungan yang buruk dengan teman
  • kesulitan sekolah
  • kehilangan, seperti pindah sekolah atau kematian orang yang dicintai
  • berat badan lahir rendah

Baca juga: Memahami Faktor Risiko dan Gejala Depresi Pascapersalinan Pada Pria

Penanganan depresi pada anak-anak

Perawatan untuk depresi mungkin termasuk terapi, pengobatan, perubahan gaya hidup, dan konseling keluarga.

Banyak orang perlu mencoba beberapa strategi pengobatan sebelum mereka menemukan satu pengobatan yang cocok untuk mereka.

Sangat membantu untuk memastikan anak menerima terapi dan dukungan kesehatan mental yang komprehensif selain pengobatan atau perawatan lain untuk memastikan mereka mendapatkan hasil terbaik.

Seorang dokter dapat merekomendasikan beberapa cara tersebut:

  • konseling keluarga jika ada masalah keluarga atau riwayat trauma
  • pendidikan tentang depresi dan cara terbaik untuk membantu
  • obat antidepresan
  • peningkatan aktivitas karena beberapa orang mendapatkan bantuan dari depresi dengan olahraga
  • terapi individu untuk membantu anak mengelola emosi dan stres mereka dengan lebih baik

Perawatan yang efektif harus menghindari stigmatisasi anak atau menghukum mereka untuk perilaku yang berasal dari depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com