KOMPAS.com - Bayi adalah salah satu fase dalam hidup manusia yang sering kali dianggap paling rentan.
Anggapan ini tentu bukan tanpa alasan. Pada hari-hari pertama kehidupannya, bayi harus segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Jika sebelumnya kehidupan bayi dalam kandungan sepenuhnya bergantung pada tubuh ibu, maka setelah lahir bayi harus memulainya secara mandiri.
Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Namun, perubahan kehidupan dari kandungan ke dunia tidak selalu berjalan mulus.
Beberapa bayi yang baru lahir mengalami kesulitan beradaptasi pada dunianya yang baru.
Salah satu persoalan beradaptasi pada bayi adalah bernapas.
Dalam kandungan, bayi bernapas lewat bantuan aliran darah ibu. Sedangkan setelah lahir, ia harus bisa bernapas sendiri lewat paru-paru.
Pada perubahan yang tidak mulus, bayi bisa mengembangkan masalah pernapasan yang disebut Transient Tachypnea of Newborn (TTN).
TTN sendiri adalah kondisi ketika bayi bernapas dengan sangat cepat selama jam-jam pertama kehidupannya.
Kondisi ini perlu pengawasan ketat di rumah sakit.
Sebagian besar bayi yang mengalami TTN dapat sembuh total dan tidak memiliki efek jangka panjang dalam tumbuh kembangnya.
Melansir dari Childrenhospital.org, diperkirakan penyerapan cairan yang lambat di paru-paru bayi yang menjadi penyebab TTN.
Cairan tersebut membuat pengambilan oksigen menjadi lebih sulit sehingga bayi bernapas lebih cepat.
Baca juga: 6 Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam kandungan bayi tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas.
Di dalam rahim ibu, asupan oksigen yang diterima bayi berasal dari pembuluh darah plasenta.
Selama waktu tersebut, paru-paru bayi dipenuhi dengan cairan.
Merangkum dari Kids Health, semakin mendekati hari kelahiran, paru-paru bayi mulai menyerap cairan tersebut. Beberapa cairan juga bisa keluar selama proses persalinan.
Selama persalinan, tubuh bayi melepaskan bahan kimia untuk membantu paru-paru mengerluarkan cairan.
Sayangnya, cairan tersebut terkadang tidak keluar dari paru-paru secepat dan selengkap yang seharusnya.
Kelebihan cairan di paru-paru ini menyulitkan bayi bernapas dengan baik.
Dikutip dari Healthline, meskipun gejalanya mungkin menyusahkan tapi kondisi ini biasanya tidak mengancam jiwa.
TTN biasanya menghilangkan dalam satu hingga tiga hari setelah kelahiran.
Penyebab pasti TTN pada bayi tidak selalu diketahui.
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan paru-paru bayi mengeluarkan atau menyerap cairan ketuban selama dan setelah persalinan.
Baca juga: 7 Gejala Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir dan Penyebabnya
Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang mungkin berpengaruh pada kondisi ini, beberapa di antaranya: