Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/08/2021, 16:30 WIB

KOMPAS.com - Diabetes adalah penyakit disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol.

Kondisi ini dikenal sebagai hiperglikemia.

Melansir dari Healthline, hiperglikemia terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau merespon insulin.

Pada dasarnya, pankreas menghasilkan hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah.

Karena produksi insulin berkurang atau resistensi terhadap hormon, kadar gula darah cenderung tinggi.

Ada dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Baca juga: 15 Gejala Diabetes Tak Terkontrol yang Perlu Diwaspadai

Jika seseorang menderita diabetes tipe 1, antibodi tubuh dapat menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Dengan demikian, ia membutuhkan insulin untuk membantu molekul glukosa memasuki sel.

Setelah glukosa memasuki sel, tubuh dapat menggunakannya untuk menciptakan energi.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.

Hal ini menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi dari normal.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh masih bisa memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya sebagaimana mestinya.

Resistensi ini menyebabkan pankreas memproduksi lebih banyak insulin.

Penambahan insulin meningkatkan kadar hormon dalam aliran darah sehingga dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada otak.

Kehilangan memori dan gangguan kognitif umum mungkin terkait dengan diabetes tipe 2.

Kerusakan pada pembuluh darah sering terjadi pada penderita diabetes.

Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah kognitif dan demensia vaskular. 

Sebuah studi menunjukkan bahwa alzheimer berhubungan erat dengan pensinyalan insulin dan metabolisme glukosa di otak.

Otak mengandung reseptor insulin.

Struktur ini mengenali insulin dan insulin mempengaruhi kognisi dan memori.

Ketika insulin dalam tubuh tidak seimbang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko alzheimer.

Ketidakseimbangan ini bisa terjadi pada penderita diabetes tipe 2.

Baca juga: 4 Gangguan Kemih Akibat Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Para ilmuwan juga melihat bagaimana gejala sindrom metabolik mempengaruhi memori.

Sindrom metabolik merupakan faktor risiko diabetes tipe 2. Gejala sindrom dapat meliputi:

  • peningkatan tekanan darah
  • kadar gula darah tinggi
  • kadar kolesterol abnormal
  • peningkatan lemak tubuh terutama di sekitar pinggang

Studi tersebut menyimpulkan bahwa hubungan antara kadar gula yang tinggi dan alzheimer berjalan dua arah.

Orang dengan sindrom metabolik memiliki risiko lebih tinggi terkena alzheimer.

Orang dengan alzheimer sering mengalami hiperglikemia dan resistensi insulin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+