KOMPAS.com - Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi ketika ada terlalu banyak gula dalam darah.
Gula darah tinggi selama ini mungkin lebih dikenal sebagai gejala utama yang mendasari penyakit diabetes.
Padahal sebenarnya gula darah tinggi juga bisa terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Baik pada penderita diabetes maupun yang bukan, kondisi gula darah tinggi ini penting untuk dapat dikelola dengan baik.
Dilansir dari WebMD, peningkatan glukosa darah di antaranya dapat menyebabkan berbagai kondisi merugikan berikut:
Kerusakan pembuluh darah akibat gula darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Melansir Health Line, Anda bisa dianggap mengalami gangguan toleransi glukosa atau pradiabetes jika memiliki kadar glukosa puasa antara 100–125 mg/dL, dan hiperglikemia jika kadar glukosa darah puasa lebih dari 125 mg/dL atau lebih besar dari 180 mg/dL dua jam setelah makan.
Tubuh memperoleh glukosa terutama melalui konsumsi karbohidrat, tetapi juga melalui pemecahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) atau konversi sumber non-karbohidrat menjadi glukosa (glukoneogenesis) yang terutama terjadi di hati.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal pada Lansia?
Sementara 50-80 persen glukosa dipakai oleh otak, ginjal, dan sel darah merah untuk energi, sisa pasokan glukosa disimpan sebagai glikogen di hati dan otot.
Sisa pasokan glukosa dapat dimanfaatkan di lain waktu untuk energi atau diubah menjadi jaringan lemak.
Pada orang sehat, kadar glukosa darah diatur oleh hormon insulin agar tetap pada tingkat stabil 80-100 mg/dL.
Insulin mempertahankan gula darah stabil dengan meningkatkan penyerapan dan penyimpanan glukosa dan menurunkan protein inflamasi yang meningkatkan gula darah ketika ada kelebihan glukosa dalam darah.
Kondisi tertentu dapat meningkatkan kadar glukosa darah Anda dengan mengganggu kemampuan insulin untuk mengangkut glukosa keluar dari aliran darah.
Ketika ini terjadi, Anda dapat mengalami hiperglikemia yang menempatkan Anda pada peningkatan risiko pradiabetes, diabetes, dan komplikasi terkait.
Baca juga: 9 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Perlu Diwaspadai
Merangkum Very Well Health, ada banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab gula darah tinggi pada orang bukan penderita diabetes.
Ini mungkin termasuk:
1. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah kumpulan gejala yang muncul hasil dari kelebihan sekresi hormon adrenokortikotropik.
Hormon adrenokortikotropik adalah hormon yang diproduksi di bagian anterior kelenjar hipofisis yang menyebabkan kelebihan kortisol diproduksi dan dilepaskan dari kelenjar adrenal.
Adenoma hipofisis atau tumor kelenjar hipofisis adalah penyebab sindrom Cushing pada lebih dari 70 kasus.
Sementara penggunaan obat kortikosteroid yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko secara signifikan.
Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Harus Diwaspadai
Orang dengan sindrom Cushing berada pada peningkatan risiko mengembangkan toleransi glukosa terganggu dan hiperglikemia sebagai akibat dari peningkatan kadar kortisol di seluruh tubuh.
Kortisol adalah hormon yang melawan efek insulin dengan menghalangi pengambilan glukosa dari aliran darah, sehingga meningkatkan resistensi insulin dan mempertahankan kadar gula darah tinggi.
Peningkatan kadar kortisol juga dapat menurunkan pelepasan insulin dari tempat produksinya di pankreas.
Sekitar 10-30 persen orang dengan sindrom Cushing akan mengalami gangguan toleransi glukosa, sementara 40-45 persen akan mengembangkan diabetes.
Obat kortikosteroid sering diresepkan untuk mengurangi peradangan di seluruh tubuh, tetapi dapat menyebabkan perkembangan sindrom Cushing dan hiperglikemia karena mengaktifkan enzim spesifik yang meningkatkan konversi molekul non-karbohidrat menjadi glukosa (glukoneogenesis).