KOMPAS.com- Orang-orang yang berjuang untuk mengatasi stres di tempat kerja dapat menempatkan diri mereka pada risiko tinggi burnout.
Burnout dapat membuat orang merasa lelah, kosong, dan tidak mampu mengatasi tuntutan hidup.
Burnout dapat disertai dengan berbagai gejala kesehatan mental dan fisik juga.
Baca juga: 5 Cara Mudah Atasi Burnout di Kalangan Pekerja
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Jika dibiarkan tidak teratasi, burnout dapat mempersulit seseorang untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Melansir dari Very Well Mind, istilah "burnout" adalah istilah yang relatif baru, pertama kali diciptakan pada tahun 1974 oleh Herbert Freudenberger, dalam bukunya Burnout: The High Cost of High Achievement.
Dia awalnya mendefinisikan burnout sebagai, "padamnya motivasi atau insentif, terutama ketika pengabdian seseorang pada suatu penyebab atau hubungan gagal menghasilkan hasil yang diinginkan."
Sederhananya, jika Anda merasa lelah, mulai membenci pekerjaan dan mulai merasa kurang mampu di tempat kerja, Anda menunjukkan tanda-tanda burnout.
Stres yang berkontribusi terhadap kelelahan dapat datang terutama dari pekerjaan, tetapi stres dari gaya hidup Anda secara keseluruhan dapat menambah stres ini.
Baca juga: 6 Perbedaan Burnout dan Stres, Sekilas Serupa Tapi Tak Sama
Ciri-ciri kepribadian dan pola pikir, seperti perfeksionisme dan pesimisme, dapat berkontribusi juga.
Kebanyakan orang menghabiskan sebagian besar jam bangun mereka untuk bekerja.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.