KOMPAS.com - Tekanan darah adalah tekanan darah yang mendorong dinding arteri Anda.
Arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
Melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat didiagnosis ketika seseorang secara konsisten memiliki tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
Angka 140 menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berdetak atau kerap disebut tekanan sistolik.
Sedangkan angka 90 mewakili tekanan pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antaranya detaknya atau disebut tekanan diastolik.
Perlu diperhatikan bahwa seseorang bisa mengalami hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menujukkan gejala apa pun.
Padahal tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko Anda terkena berbagai masalah kesehatan serius.
Tekanan berlebihan pada dinding arteri yang disebabkan oleh hipertensi bisa merusak pembuluh darah dan berbagai organ tubuh.
Semakin tinggi tekanan darah Anda dan semakin lama tidak terkontrol, maka kian besar pula kemungkinan kerusakannya.
Berbagai komplikasi hipertensi yang bisa terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol di antaranya, yakni:
1. Serangan jantung hingga stroke
Dilansir dari Mayo Clinic, hipertensi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis) yang pada gilirannya bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, atau komplikasi lainnya.
Baca juga: Ini Pentingnya Segera Pergi ke Rumah Sakit Saat Curiga Mengalami Gejala Stroke
2. Aneurisma
Tekanan darah yang meningkat bisa menyebabkan pembuluh darah melemah dan membengkak, membentuk aneurisma atau penonjolan pembuluh darah.
Jika aneurisma pecah, kejadian itu bisa mengancam jiwa.
Untuk memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh darah, jantung harus bekerja lebih keras.
Hal ini pun dapat menyebabkan dinding ruang pompa jantung menebal (hipertrofi ventrikel kiri).
Akhirnya, otot yang menebal mungkin kesulitan memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan gagal jantung.
Baca juga: 4 Tahap Gagal Jantung yang Perlu Diperhatikan
4. Gangguan ginjal
Merangkum Medical News Today, hipertensi dapat merusak pembuluh darah yang lebih besar yang menuju ke ginjal dan pembuluh lebih kecil di dalam ginjal.
Kondisi ini dapat mencegah organ ginjal berfungsi normal.
5. Gangguan mata
Hipertensi dapat pula merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan retina (retinopati), penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati), hingga kerusakan saraf (neuropati optik) yang mengancam fungsi penglihatan.
6. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh, termasuk peningkatan ukuran pinggang, trigliserida tinggi, penurunan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, hipertensi, dan kadar insulin tinggi.
Kondisi ini dapat membuat penderita lebih mungkin mengembangkan diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Lansia?
7. Ganguan memori atau pemahaman
Hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat memengaruhi kemampuan untuk berpikir, mengingat, dan belajar.
Masalah dengan ingatan atau pemahaman konsep lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi hipertensi
8. Demensia
Arteri yang menyempit atau tersumbat salah satunya bisa disebabkan oleh hipertensi dapat membatasi aliran darah ke otak, menyebabkan jenis demensia tertentu (demensia vaskular).
Stroke yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.
Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?
9. Disfungsi seksual
Pria dengan hipertensi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi ketika menginjak usia 50 tahun.
Hipertensi bahkan bisa mempercepat pria mengalami masalah ini.
Itu karena hipertensi tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan mengurangi volume darah yang dialirkan ke penis saat ereksi.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi.
Wanita juga bisa mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi.
Aliran darah yang berkurang ke vagina dapat menyebabkan penurunan gairah atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.
10. Kerusakan tulang
Dilansir dari Health line, hipertensi dapat secara tidak langsung menyebabkan keropos tulang, yang dikenal sebagai osteoporosis.
Kondisi ini bisa terjadi karena tekanan darah tinggi dapat meningkatkan jumlah kalsium yang dikeluarkan tubuh saat buang air kecil.
Wanita yang telah mengalami menopause paling berisiko mengalami kondisi ini.
Osteoporosisa melemahkan tulang dan mempermudah terjadinya patah tulang.
Mengingat ada banyak komplikasi hipertensi yang bisa terjadi, penting bagi penderita masalah kesehatan ini untuk dapat bekerja sama dengan dokter dalam mengendalikan tekanan darah.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.