Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2021, 10:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 yang belum kunjung habis di Indonesia sejak Maret 2020 terus memberikan duka mendalam.

Kementerian sosial mencatat, setidaknya 11.045 anak kehilangan orang tua karena Covid-19 per tanggal 8 Agustus 2021.

Salah satu anak yang orang tuanya berpulang setelah melawan pandemi adalah DN (12). DN kehilangan ayahnya pada akhir Juli lalu saat sedang isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Kemensos Siapkan Dana Rp 24 Miliar Bantu Anak yang Kehilangan Orangtua karena Covid-19

DN yang kini tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya perlu waktu berminggu-minggu untuk bisa pulih dari keterpurukan atas dukanya.

Perlunya pendampingan psikologis

Pada saat itu, DN berharap ada sosok untuk bisa berbagi emosi serta duka yang dialami.

“(Saat itu) perlu pendampingan, butuh buat tempat cerita,” kata DN singkat.

Sayangnya, DN yang tinggal di Kota Salatiga sama sekali tidak mendapat bantuan pendampingan atau konseling sebagaimana harapannya.

DN dan keluarga bahkan tidak pernah mendengar layanan pendampingan psikologis untuk anak yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.

“Sama sekali enggak pernah dengar dan enggak tahu,” ujarnya.

Dengan demikian, keluarga yang juga belum beres menghabiskan duka jadi satu-satunya support system bagi DN untuk melewati keterpurukan.

Melihat kasus DN, pendampingan psikologis atau konseling jadi hal yang diharapkan anak yang kehilangan orang tuanya karena pandemi.

Sebenarnya, pemerintah melalui Kementerian Sosial menyatakan komitmennya untuk melindungi anak kehilangan orang tua akibat Covid-19 melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI).

Baca juga: 11.045 Anak Kehilangan Orangtua akibat Covid, Kampus Ini Tawarkan Beasiswa S1

Salah satu poin dalam program tersebut adalah memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.

Sayangnya, program tersebut belum menyentuh DN. Bahkan, DN dan keluarga tidak mengetahui perihal bantuan semacam itu.

Kondisi psikologis yang khas

Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si., Psikolog, dosen magister psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta mengatakan, anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 memiliki kondisi psikologis yang khas ketimbang rasa kehilangan pada umumnya.

Oleh karena itu, Wenny menekankan pendampingan psikologis yang tepat sebagai jalan keluar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau