Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2021, 16:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Meski sama-sama berbahaya, henti jantung (cardiac arrest) dan henti napas (respiratory arrest) adalah dua kondisi yang berbeda.

Dalam dunia medis, istilah arrest sering digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana sesuatu yang seharusnya terjadi kemudian terhenti.

Dengan begitu, henti jantung dapat dipahami sebagai kondisi ketika jantung berhenti berdetak. Sedangkan henti napas adalah kondisi ketika seseorang berhenti bernapas atau tidak bernapas secara efektif.

Baca juga: 3 Penyebab Henti Jantung yang Umum Terjadi

Dilansir dari Very Well Health, perbedaan antara henti jantung dan henti napas pada dasarnya terletak pada keberadaan denyut nadi.

Baik pada kasus henti napas maupun henti jantung, penderita sama-sama akan tidak sadarkan diri dan tidak bernapas.

Namun, pasien henti napas masih memiliki detak jantung yang mendorong darah ke seluruh tubuh. Sementara, pasien henti jantung tidak begitu.

Secara teknis, henti jantung berarti jantung telah berhenti berdetak. Tetapi, kondisi ini benar-benar harus dinilai dengan fakta bahwa aliran darah tidak lagi dapat dideteksi, bahkan jika jantung mungkin masih berusaha untuk berdetak.

Tanpa peralatan mumpuni, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah darah telah berhenti mengalir adalah dengan merasakan denyut nadi.

Cara merasakan jantung yang berdetak adalah melalui darah yang berdenyut melalui arteri. Tapi, ini bukan prosedur yang sempurna dan ada kemungkinan salah, bahkan saat dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

Meski demikian, secara umum pertolongan pertama yang dibutuhkan pasien henti napas dan henti jantung yakni sama.

Seseorang yang mendapati kasus henti jantung atau henti napas di dekatnya, perlu segera menelepon nomor darurat medis terdekat dan mengupayakan tindakan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau dikenal juga dengan sebutan resusitasi jantung paru (RJP).

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

Henti hapas menyebabkan henti jantung

Henti napas dan henti jantung adalah dua kondisi yang bisa saling terkait.

Melansir Health Line, henti napas akan selalu menyebabkan henti jantung jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengobatinya.

Ketika pasien mengalami henti napas, dua hal berikut mungkin akan terjadi:

  1. Karbon dioksida tidak dikeluarkan dengan benar dari aliran darah, menyebabkan penumpukan asam karbonat. Kelebihan asam dapat menyebabkan masalah pada otak dan jantung
  2. Akhirnya (jauh lebih lambat daripada penumpukan karbon dioksida), kadar oksigen dalam aliran darah akan berkurang. Kekurangan oksigen juga akan menyebabkan masalah pada otak dan jantung

Tanpa pengobatan, henti napas bisa dikatakan bakal selalu menyebabkan henti jantung. Namun, terkadang diperlukan waktu beberapa menit.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau