Semua atlet tersebut pernah bermain dalam kompetisi nasional dan internasional.
Hasilnya, 47,14 persen partisipan mengalami kelebihan berat badan dan 22,86 persen mengalami obesitas.
Baca juga: Hubungan Penyakit Jantung, Obesitas, dan Penurunan Berat Badan
Lalu mengapa kondisi ini terjadi?
Menurut makalah yang dibentangkan dalam The 3rd International Sport Nutrition Conference “Transdisciplinary Research in Physical Therapy, Physical Activity and Sports Nutrition 2017 lalu, ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas pada mantan atlet.
Penulis makalah menemukan ada serangkaian faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lemak dan kebugaran yang lebih rendah setelah pensiun dari dunia atlet.
Faktor yang paling umum adalah menjaga kebiasaan makan yang sama, padahal intensitas dan frekuensi latihan telah berkurang secara drastis, bahka sama sekali tidak ada.
Kembali melakukan olahraga bisa lebih sulit bagi mantan atlet daripada rata-rata orang kebanyakan.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya program latihan untuk menjaga berat badan ideal.
Gagasan melakukan olehraga dengan sukarela, tanpa mengikuti program ketat atau berat badan wajib yang harus dicapai, sangat memengaruhi jiwa atlet.
Studi tersebut menyarankan mantan atlet untuk mendapatkan konseling dan edukasi pemeliharaan kesehatan untuk para atlet.
Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya menjaga indeks massa tubuh pun meningkat.
Risiko mengalami sindrom metabolik pada mantan atlet pun dapat menurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.