Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2021, 14:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Cedera olahraga merupakan salah satu risiko tak terhindarkan yang mesti dihadapi sejumlah atlet.

Tanpa penanganan medis tepat, cedera bisa berujung fatal, atau meninggalkan cacat permanen yang tak jarang memutus karier para penyintas di dunia olahraga profesional.

Berikut kisah mereka yang pernah mengalami cedera olahraga.

Baca juga: 10 Macam-macam Cedera Olahraga yang Paling Sering Terjadi

Gantung sepatu karena cedera lutut

Mantan pesepakbola profesional yang kerap wara-wiri di ajang kompetisi Liga Indonesia medio 1990-an sampai 2000-an Agus Supriyanto membagikan pengalaman pentingnya atlet menyiapkan diri untuk menghadapi cedera.

Ia pernah memperkuat skuat Persija, Barito Putera, Petromikia Putera, Persekaba Badung, Persegi Gianyar, sampai Persikad Depok.

Selain itu, Agus juga pernah menjajal beberapa turnamen internasional saat bergabung dengan Timnas Indonesia U-16 dan U-18.

Agus memutuskan pensiun sebagai pemain bola profesional setelah mengalami cedera lutut kanan di usia 30 tahun, pada 2006 lalu.

“Pas main untuk Persegi Gianyar waktu itu, lutut kanan saya kedengklok,” kata Agus, ketika berbincang dengan Kompas.com, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Penanganan Cedera Olahraga Ringan

Cedera lutut yang dialami Agus dalam dunia kesehatan dikenal dengan sprain (terkilir). Biasanya, kondisi ini disebabkan regangan berlebihan atau robekan pada penghubung antar-tulang (ligamen).

Menurut Agus, semasa ia cedera, akses kesehatan masih eksklusif. Kala itu, tak banyak atlet yang difasilitasi asuransi kesehatan, termasuk dirinya.

“Atlet zaman dulu kena ligamen, selesai. Langsung dicoret,” beber dia.

Seperti kebanyakan atlet yang cedera pada masanya, saat cedera Agus sempat bingung karena minimnya informasi kesehatan. Selain itu, ia juga khawatir dengan ongkos berobat yang mahal.

Alhasil, ia sesekali berobat ke dokter di awal cedera. Ia juga bolak-balik pijat ke beberapa kota di Jawa Tengah sampai Jawa Timur.

Selain itu, ia latihan olahraga ringan mandiri seperti bersepeda atau berenang untuk membantu proses pemulihan sakitnya.

Cedera olahraga membuatnya mandek beraktivitas selama nyaris setengah tahun.

Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Tanda Serangan Jantung Saat Olahraga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau