KOMPAS.com - Cukup sering wanita mengeluh mengalami siklus haid yang tidak teratur atau mengalami menstruasi yang sedikit.
Namun, setiap wanita memanb dapat memiliki siklus menstruasi yang bervariasi karena kondisi ini disesuaikan dengan hormon dalam tubuhnya.
Setiap wanita juga dilahirkan dengan jumlah sel telur yang berbeda-beda dan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Hal ini juga dapat menyebabkan siklus haid wanita bervariasi.
Meski siklus haid setiap wanita berbeda-beda, siklus haid yang normal biasanya memiliki kriteria tertentu. Melansir Mayo Clinic, berikut kriteria siklus haid yang normal:
Siklus haid yang tidak normal bisa menjadi tanda adanya kondisi kelainan hormonal. Salah satu gangguan hormonal yang menyebabkan gangguan ovulasi pada wanita adalah PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome).
PCOS atau Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK), merupakan suatu kondisi kelainan hormonal yang terjadi pada wanita usia subur.
Hormon adalah suatu zat di dalam tubuh manusia yang membantu metabolisme tubuh. Pada PCOS, ovarium menghasilkan hormon androgen yang lebih banyak dari seharusnya.
Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi yang memicu beberapa masalah, seperti siklus haid tidak teratur, kenaikan berat badan, sulit hamil, dan sebagainya.
Siklus haid yang tidak teratur menandakan tidak terjadi ovulasi, yaitu proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi.
“Pada umumnya dalam tiga tahun pertama seorang wanita pada saat menstruasi itu harusnya udah teratur mens-nya. Jadi kalau belum teratur tahun keempat, tahun kelima, itu harus segera diperiksakan siapa tau ada kelainan hormon. Nah itu yang harus kita benahi dari awal,” jelas dr. Keven Tali, SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan, pada Doctor Talk (14/9).
PCOS yang terjadi dalam jangka pendek dapat menyebabkan disfungsi reproduksi, sedangkan jika dibiarkan terjadi dalam jangka panjang akan menyebabkan gangguan metabolik.
Penyebab sindrom ovarium polikistik masih belum diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan proses pengaturan ovulasi dan resistensi insulin.
Gejala-gejala PCOS mulai dirasakan saat menginjak usia pubertas (pertama kali haid) hingga masa menjelang menopause.
PCOS merupakan sindrom atau kumpulan gejala sehingga kondisi ini dapat diobati dengan penanganan yang tepat.
Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis apakah wanita mengalami PCOS, yaitu:
Sekitar 60 persen penderita PCOS mengalami gejala haid tidak teratur. Haid yang terjadi satu bulan sekali atau dua bulan, bahkan tiga bulan sekali, menandakan adanya gangguan hormonal.
“Pasien PCOS mengalami keterlambatan haid, bisa 1,5 bulan sekali, bisa dua bulan sekali, bahkan bisa berbulan-bulan. Biasanya, penderita PCOS dapat menstruasi setelah diberikan obat pemancing haid,” ucap Keven.
Keven juga mengatakan bahwa haid yang berlangsung singkat, misalnya hanya satu hari, tetapi hanya mengeluarkan flek (bercak darah) dan terjadi pada bulan berikutnya, juga bukan menstruasi yang normal.
Normalnya, menstruasi berlangsung sekitar tiga sampai delapan hari, tidak boleh lebih dari delapan hari dan tidak boleh kurang dari dua hari.
Seseorang yang mengalami menstruasi setelah tiga bulan dengan darah menstruasi yang menggumpal atau berupa bekuan darah, seperti hati ayam, juga menjadi tanda dari menstruasi yang tidak normal.
Hormon androgen merupakan hormon pria. Normalnya, tubuh wanita memang memiliki hormon androgen, tetapi dengan persentase yang lebih kecil.
Hormon androgen yang berlebihan pada wanita merupakan salah satu tanda dari sindrom ovarium polikistik.
Tanda peningkatan hormon androgen contohnya adalah tumbuhnya rambut-rambut di sekitar kumis, jenggot, bulu kaki, dan bulu kaki yang lebih kasar.
Kemunculan jerawat di daerah dagu yang tidak kunjung sembuh atau sering muncul meski sudah diobati juga dapat menjadi tanda kelainan pada hormon.
“Di dunia kedokteran, terdapat scoring. Jadi ada 9 daerah, yaitu kumis, jenggot, daerah dada, daerah perut, daerah pubis, lengan atas, tungkai atas, punggung, sama di daerah bokong. Nah ini akan ada scoring-nya untuk menentukan seberapa banyak, seberapa derajatnya, untuk pertumbuhan rambut-rambut tadi,” jelas Keven.
Ketika penderita PCOS melakukan USG maka akan terlihat gambaran indung telur yang berukuran kecil dalam jumlah yang banyak.
Hal ini bukan lah hal yang normal sebab harusnya salah satu dari beberapa sel telur berukuran besar sehingga terjadi ovulasi.
Keven mengungkapkan bahwa seorang wanita dikatakan menderita PCOS jika memenuhi dua poin dari tiga kriteria di atas.
Wanita yang mengalami PCOS merupakan kondisi yang dapat dipengaruhi genetik, yang berarti bahwa wanita telah dilahirkan dengan tubuh yang memproduksi hormon seperti itu.
“Tapi kalau PCOS itu bukan dibilang bisa sembuh atau ngga tapi bisa kita kendalikan, contohnya orang yang mau hamil, tetap saja bisa hamil, cuma memang ada komplikasi-komplikasi yang berpotensi muncul selama kehamilan. Nah, itu harus dikasih tau ke dokter yang merawat bahwa ada riwayat PCOS supaya bisa dipantau lebih teratur,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.