Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 18/10/2022, 13:23 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, K-AI, FINASIM
Divalidasi oleh:
Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, K-AI, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi & Imunologi Klinik Mayapada Hospital Jakarta Selatan www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuhnya sendiri.

Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi menjaga tubuh dari serangan organisme asing seperti bakteri atau virus.

Namun, kondisi ini justru melepaskan protein yang disebut antibodi yang menyerang sel-sel sehat.

Baca juga: Dokter: Penderita Autoimun Jangan Asal Konsumsi Multivitamin

Faktor risiko

Penyakit autoimun dapat terjadi dan berkembang pada siapa saja. Namun, terdapat faktor-faktor yang meningkat risikonya.

Mengutip Medical News Today, faktor risiko akan bervariasi sesuai dengan jenis penyakit autoimun. Tetapi, beberapa faktor umumnya meliputi:

  • Genetik atau riwayat keluarga
  • Perempuan lebih sering terserang dibanding laki-laki
  • Memiliki riwayat penyakit autoimun
  • Merokok, dapat menurunkan sistem imun
  • Terpapar bahan kimia, sinar matahari, atau faktor lingkungan lainnya
  • Riwayat infeksi virus atau bakteri
  • Menggunakan obat-obatan yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh

Jenis

Pada dasarnya, belum ada penelitian yang dapat memastikan penyebab dari penyakit ini.

Namun, melansir Healthline, berikut beberapa jenis penyakit autoimun yang sering terjadi, antara lain:

Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

  • Penyakit radang usus
  • Diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas
  • Rheumatoid arthritis, sistem kekebalan menyerang sendi
  • Psoriasis, sel kulit berkembang biak terlalu cepat hingga menumpuk dan menyebabkan bercak
  • Multiple sclerosis, kerusakan pada selubung mielin yang memperlambat kecepatan transmisi pesan antara otak, sumsum tulang belakang dengan tubuh
  • Lupus eritematosus sistemik, penyakit kulit karena ruam yang dapat mempengaruhi banyak organ
  • Sjorgen syndrome, mempengaruhi mata kering dan mulut kering
  • Penyakit Graves, gangguan kelenjar tiroid di leher yang menyebabkannya produksi hormo tiroid secara berlebihan
  • Penyakit Hashimoto, peradangan pada kelenjar tiroid
  • Myasthenia gravis, melemahnya otot akibat gangguan pada saraf dan otot tubuh.

Gejala

Kenyataannya, terdapat lebih dari 100 jenis penyakit yang dapat digolongkan penyakit autoimun.

Berdasarkan Healthline, gejala dari berbagai jenis penyakit autoimun dapat serupa atau memiliki gejala awal yang sama, seperti:

  • Kelelahan
  • Otot terasa pegal
  • Nyeri sendi
  • Demam ringan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki
  • Rambut rontok
  • Ruam kulit

Baca juga: Apa Penyebab Penyakit Autoimun?

Perlu diketahui bahwa selain yang telah disebutkan di atas, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik.

Oleh karena itu, jangan tunda melakukan pemeriksaan ke dokter terkait jika Anda mengalami gejala-gejala di atas atau memiliki kekhawatiran terkait jenis penyakit autoimun tertentu.

Komplikasi

Penyakit autoimun dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, yaitu:

  • Penyakit jantung
  • Depresi
  • Gangguan kecemasan
  • Kerusakan saraf
  • Kerusakan organ, seperti hati atau ginjal

Diagnosis

Selain belum diketahui penyebab pastinya, penyakit autoimun juga menunjukkan gejala yang sulit untuk didiagnosis.

Berdasarkan Medical News Today, berikut jenis pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit autoimun Anda, meliputi:

  • Peninjauan gejala dan pemeriksaan fisik
  • Tes Antinuclear antibody, mengetahui aktivitas antibodi yang menyerang tubuh
  • Tes autoantibodi, mendeteksi karakteristik antibodi dalam tubuh
  • Tes darah lengkap, menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih
  • Tes C-Reactive protein, mendeteksi peradangan dalam tubuh
  • Tes sedimentasi eritrosit, mengetahui tingkat keparahan peradangan yang terjadi di dalam tubuh

Baca juga: Mengenal Tiroiditis Hashimoto, Penyakit Autoimun Tiroid

Perawatan

Pengobatan yang dilakukan tidak dapat menyembuhkan penyakit autoimun.

Pengobatan umumnya bertujuan untuk mengontrol dan mengurangi rasa sakit akibat gejala, serta mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Berikut beberapa metode penanganan penyakit autoimun yang dapat dilakukan menurut Medical News Today, meliputi:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), mengatasi nyeri
  • Obat kortikosteroid, sebagai anti-inflamasi
  • Obat anti-TNF, mencegah peradangan akibat penyakit autoimun
  • Terapi pengganti hormon, misalnya pemberian suntik insulin atau hormon tiroid

Pencegahan

Dilansir dari Healthline, beberapa upaya di bawah ini dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit autoimun, antara lain:

  • Olahraga teratur
  • Berhenti merokok
  • Menerapkan gaya hidup dan pola makan yang sehat
  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Menjaga kebersihan tubuh agar terhindar infeksi virus dan bakteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau