KOMPAS.com - Faktor risiko kanker paru-paru ada yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa diubah.
Faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit, termasuk kanker.
Tetapi, perlu diingat bahwa memiliki faktor risiko ini tidak berarti juga akan membuat seseorang pasti terkena penyakit tersebut.
Baca juga: 9 Komplikasi Kanker Paru-paru yang Perlu Diwaspadai
Faktanya, beberapa orang yang terkena penyakit kanker paru bisa jadi hanya memiliki sedikit atau tidak ada faktor risiko yang diketahui.
Meski begitu, berbagai faktor risiko kanker paru-paru tetap saja penting untuk dapat diwaspadai.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko kanker paru-paru baik yang bisa diubah maupun tidak:
1. Asap tembakau
Dilansir dari American Cancer Society, merokok sejauh ini merupakan faktor risiko utama untuk kanker paru-paru.
Sekitar 80 persen kematian akibat kanker paru-paru diperkirakan akibat merokok dan jumlah ini mungkin bahkan lebih tinggi untuk kanker paru-paru sel kecil (SCLC).
Sangat jarang seseorang yang tidak pernah merokok memiliki SCLC.
Risiko kanker paru-paru bagi orang yang merokok berkali-kali lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok.
Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak batang rokok yang Anda bakar, maka kian besar risiko Anda.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
2. Terpapat asap rokok (menjadi perokok pasif)
Jika Anda tidak merokok, menghirup asap rokok dari orang lain dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Paparan asap rokok dari orang lain diperkirakan bisa menyebabkan lebih dari 7.000 kematian akibat kanker paru-paru setiap tahun.
Jika Anda atau seseorang yang Anda sayangi membutuhkan bantuan untuk berhenti merokok, jangan tundak untuk dapat segera menemui dokter.
Radon adalah gas radioaktif alami yang dihasilkan dari pemecahan uranium di tanah dan batuan.
Anda tidak dapat melihat, merasakan, atau menciumnya.
Baca juga: 7 Penyebab Kanker Paru-paru Selain Merokok
Menurut US Environmental Protection Agency (EPA), radon adalah penyebab utama kedua kanker paru-paru di AS, dan merupakan penyebab utama di antara orang-orang yang tidak merokok.
Di luar ruangan, ada sangat sedikit radon sehingga tidak berbahaya.
Tapi di dalam ruangan, radon bisa lebih terkonsentrasi.
Menghirupnya dapat membuat paru-paru Anda terpapar radiasi dalam jumlah kecil. Ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru.
Radon paling mungkin dapat terhirup di ruang bawah tanah.
4. Paparan asbes
Orang yang bekerja dengan asbes, seperti di tambang, pabrik, pabrik tekstil, dan galangan kapal beberapa kali lebih mungkin meninggal karena kanker paru-paru.
Risiko kanker paru-paru jauh lebih besar pada pekerja yang terpapar asbes yang juga merokok.
Sementara, belum jelas seberapa banyak paparan asbes tingkat rendah atau jangka pendek dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Orang yang terpapar asbes dalam jumlah besar juga memiliki risiko lebih besar terkena mesothelioma, sejenis kanker yang dimulai di pleura (lapisan yang mengelilingi paru-paru).
Baca juga: Bagaimana Sakit Punggung Bisa Menjadi Gejala Kanker Paru-paru?
5. Paparan agen penyebab kanker lainnya di tempat kerja
Ada beberapa karsinogen (agen penyebab kanker) lain yang dapat ditemukan di beberapa tempat kerja yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Ini termasuk:
Selalu berhati-hatilah di tempat kerja dan sebisa mungkin dapat membatasi paparan agen penyebab kanker paru-paru ini.
6. Mengkonsumsi suplemen makanan tertentu
Studi yang melihat kemungkinan peran suplemen vitamin dalam mengurangi risiko kanker paru-paru memiliki hasil yang mengecewakan.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Kanker Paru-paru
Faktanya, dua penelitian besar menemukan bahwa orang yang merokok yang mengonsumsi suplemen beta karoten sebenarnya memiliki peningkatan risiko kanker paru-paru.
Hasil penelitian tersebut menyarankan bahwa orang yang merokok sebaiknya menghindari mengonsumsi suplemen beta karoten.
7. Arsenik dalam air minum
Studi terhadap orang-orang di beberapa bagian Asia Tenggara dan Amerika Selatan dengan kadar arsenik tinggi dalam air minum mereka telah menemukan risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi.
Dalam studi ini, kadar arsenik dalam air yang ditemukan yakni berkali-kali lebih tinggi dari batas normal.
8. Terapi radiasi sebelumnya ke paru-paru
Dilansir dari Health Line, orang-orang yang pernah menjalani terapi radiasi di dada untuk kanker lain berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, terutama jika mereka merokok.
Contohnya termasuk orang yang telah dirawat karena penyakit Hodgkin atau wanita yang mendapatkan radiasi dada setelah mastektomi untuk kanker payudara.
Wanita yang menjalani terapi radiasi ke payudara setelah lumpektomi tampaknya tidak memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Baca juga: 8 Gejala Kanker Paru-paru yang Sering Muncul
9. Polusi udara
Di kota-kota, polusi udara (terutama di dekat jalan raya yang padat lalu lintas) tampaknya sedikit meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Risiko ini jauh lebih kecil daripada risiko yang disebabkan oleh merokok.
Tetapi, beberapa peneliti memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar 5 persen dari semua kematian akibat kanker paru-paru mungkin disebabkan oleh polusi udara di luar ruangan.
10. Riwayat pribadi atau keluarga kanker paru-paru
Jika Anda pernah menderita kanker paru-paru, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru lainnya.
Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan anak-anak dari orang yang pernah menderita kanker paru-paru mungkin memiliki risiko kanker paru-paru yang sedikit lebih tinggi, terutama jika kerabat didiagnosis pada usia yang lebih muda.
Baca juga: Kanker Paru-paru: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Tidak jelas seberapa besar risiko ini mungkin disebabkan oleh gen yang sama di antara anggota keluarga dan seberapa banyak yang mungkin berasal dari paparan rumah tangga bersama (seperti asap tembakau atau radon).
Para peneliti telah menemukan bahwa genetika tampaknya berperan dalam beberapa keluarga dengan riwayat kanker paru-paru yang kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.