Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bahaya Konsumsi Susu Kental Manis Berlebihan untuk Kesehatan

Kompas.com - 26/09/2021, 14:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu kental manis (SKM) merupakan salah satu dari jenis produk susu yang familier di masyarakat.

Memiliki tekstur yang kental dan bercita rasa manis, membuat kental manis disukai banyak orang, terutama anak-anak.

Susu kental manis kerap digunakan sebagai penambah cita rasa dari makanan ataupun minuman.

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes

Tidak sedikit orang tua bahkan mungkin memberikan SKM dengan cara diencerkan kepada anak-anak karena dianggap seperti susu formula.

Rasa manis dalam SKM pada akhirnya memberikan dorongan juga kepada anak-anak dan balita untuk selalu ingin merasakannya lagi dan lagi.

Padahal di balik rasa manisnya tersebut, susu kental manis bisa menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari jika dikonsumsi secara berlebihan.

Kandungan gizi susu kental manis

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, kandungan gula di dalam susu kental manis tergolong cukup tinggi, yakni mencapai 40-50 persen.

Dalam takaran satu sendok makan, susu kental manis kurang lebih bisa mengandung gizi berikut:

  • Energi: 62 kalori
  • Lemak: 2 gram
  • Karbohidrat (gula): 10 gram 
  • Protein: 1,5 gram
  • Kalsium: 54 mg
  • Potasium: 36 mg
  • Magnesium: 5 mg

Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri tidak menganjurkan SKM untuk disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu.

BPOM juga telah menyatakan susu kental manis tidak dapat digunakan untuk menggantikan air susu ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan.

Di sisi lain, susu kental masih dapat digunakan sebagai topping pelengkap atau campuran pada makanan maupun minuman.

Bahaya susu kental manis bagi kesehatan

Dalam keterangan dari Dokter Tan, karena mengandung gula cukup tinggi, susu kental manis dinyatakan kurang baik bagi kesehatan tubuh.

Di samping itu, kandungan gizi SKM terbukti lebih rendah dibandingkan jenis susu lainnya, seperti susu UHT, susu rendah lemak, dan susu skim.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Konsumsi Gula Berlebihan

Susu kental manis memiliki jumlah karbohidrat paling besar dan protein paling sedikit dari jenis susu yang lain.

Maka dari itu, terdapat sejumlah masalah kesehatan yang dapat muncul di kemudian hari akibat konsumsi susu kental manis secara berlebihan.

Ini mungkin termasuk:

1. Gangguan gizi

Anak-anak atau balita yang mengonsumsi SKM dengan cara diencerkan cenderung akan merasa kenyang sehingga mereka tidak ingin mencoba makanan jenis lain yang lebih bernutrisi bagi tubuhnya.

“Susu kental manis akan memberikan rasa kenyang palsu sebab segala sesuatu makanan yang manis akan memberikan rasa kenyang, tetapi kemudian anaknya enggak mau lagi makanan yang lain,” ucap Tan dalam video yang dia bagikan kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021). Video ini menampilkan dirinya yang tengah membahas pentingnya memahami kandungan nutrisi pada produk makanan.

Efek kenyang palsu dari susu kental manis inilah yang bisa menyebabkan anak-anak rentan mengalami gangguan gizi. Pasalnya, mereka menjadi rentan tidak mendapatkan asupan gizi  yang dibutuhkan.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

"Beberapa produk kental manis mungkin ditulis juga macem-macem, mengandung vitamin A, vitamin B1, mineral ini, mineral itu, dan sebagainya. Tapi tolong dilihat berapa persen itu. Air mineral saja ada mineral lo, tapi bukan berarti kita bisa mencukupi kebutuhan mineral harian dari minum mineral saja. Kita perlu mendapatkannya dari makanan," jelas dia.

2. Obesitas dan diabetes

Dalam videonya, Tan menyampaikan konsumsi susu kental manis dalam jangka panjang dan rutin bisa menyebabkan anak-anak berisiko mengalami obesitas dan diabetes. Ini karena tingginya kadar gula yang terkandung dalam SKM.

Seperti diketahui, konsumsi gula secara berlebihan menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap normal.

Kondisi ini dapat menyebabkan mekanisme insulin menjadi terganggu dan sel akan menjadi resisten terhadap efek insulin.

Seseorang yang mengalami resistensi insulin memiliki kadar insulin dalam darah yang lebih banyak.

Baca juga: 3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya

Kemudian, kadar insulin yang meningkat dapat menyebabkan banyak glukosa dalam aliran darah yang disimpan dalam sel lemak sehingga tubuh menjadi cepat gemuk.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi yang meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 atau diabetes mellitus.

3. Tulang keropos

Selain memicu diabetes dan obesitas, kandungan gula dalam SKM yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan tulang keropos.

Dalam videonya, Tan mengungkapkan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan pengeroposan atau kerapuhan tulang, termasuk gigi.

“Jadi implikasi daripada (konsumsi) gula rafinasi ini super ngeri, jujur ngomong. Sekali lagi karena dampaknya tidak terasa hari ini,” tutupnya.

MelansirUniversity Health News, gula tidak mengandung vitamin dan mineral sehingga konsumsi bahan ini secara berlebihan dalam satu hari akan mengurangi asupan vitamin dan mineral.

Padahal, vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, vitamin D, magnesium, dan zinc sangat diperlukan untuk mempertahankan kekuatan tulang.

Selain itu, konsumsi gula juga akan menyebabkan bakteri di gigi bercampur dengan gula lalu berubah menjadi asam, yang kemudian akan menyerang lapisan enamel gigi.

Seiring waktu, reaksi gula dan bakteri akan menghancurkan lapisan enamel gigi dan menyebabkan kerusakan gigi, misalnya gigi berlubang.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com