Pandemi yang juga merenggangkan ikatan sosial atas nama protokol kesehatan pun makin menambah risiko bagi pertumbuhan anak muda yang masih butuh membangun penopang, termasuk untuk kesehatan mentalnya.
Baca juga: Perhatikan, Ini Gejala Saat Kita Mengalami Gangguan Kesehatan Mental
Bila situasi pandemi berlanjut dan risiko itu mewujud, pada akhirnya anak-anak muda tidak mampu untuk mengatur apa pun, termasuk emosi dan perasaannya. Mereka juga berisiko memasuki jalur kekurangan pendidikan dan peluang kerja.
Sebelum pandemi sekalipun, anak-anak muda oleh WEF terpetakan masuk dalam dua pertiga populasi yang masuk kategori miskin.
The Global Risks 2021 menyebutkan ada tiga rentang waktu lanskap risiko yang akan dihadapi dunia jika pandemi tak kunjung selesai, yaitu:
Pandemi—termasuk di Indonesia—sudah hampir dua tahun berlangsung dan sampai sekarang belum menunjukan titik akhir.
Dalam pembagian rentang waktu risiko di atas, WEF menyebut ada blind spot alias titik buta risiko yang akan dihadapi dunia, salah satunya soal fenomena anak muda yang terkecewakan.
Sudah menjadi risiko tersendiri, situasi ini pun masih berisiko mengoyak kesehatan mental mereka.
Baca juga: Ada “Peran” Kita di Balik Alasan Seseorang Bunuh Diri?
Frustasi berkepanjangan, kesepian berkepanjangan, peluang ekonomi yang menyempit karena kesenjangan dan level rendah pendidikan, disebut telah menjadi fenomena 80 persen anak-anak dan anak muda di seluruh dunia selama pandemi.
Sebelum membahas langkah yang bisa dilakukan oleh otoritas, anak muda, dan brand terkait anak muda untuk merawat kesehatan generasi masa depan ini, ada dua insight yang harus dibenamkan dalam-dalam, yaitu:
Tantangan terbesar, tentu saja ada pada otoritas untuk meminimalkan risiko kesehatan mental bagi anak muda harapan bangsa. Persoalan-persoalan yang sudah terpetakan di atas harus segera mendapatkan solusi dan antisipasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.